Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PTK PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VI PADA PELAJARAN IPA SEMESTER II SDN

BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang Masalah
Pada umumnya mata pelajaran IPA dianggap pelajaran yang sulit, sehingga hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Tetapi untuk sebagian siswa mata pelajaran IPA adalah salah satu pelajaran yang disenangi, apalagi bila materi pelajaran disajikan dengan pendekatan yang menarik. Sehingga siswa dengan tekun dan penuh antusias memperhatikan hal-hal baru yang disampaikan guru saat pembelajaran.
Tetapi anehnya hasil-hasil ulangan harian atau sumatif nilai rata-rata siswa untuk pelajaran IPA masih rendah. Salah satu penyebabnya yaitu sikap siswa yang pasif saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini juga disebabkan banyaknya siswa yang belum mempunyai kreativitas dan kemandirian yang tinggi terutama pada mata pelajaran IPA dan dalam menciptakan suatu karya sederhana.
Pendidikan sains bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahakan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Idealnya, pembelajaran sains digunakan sebagai wahana bagi siswa untuk menjadi ilmuwan, terutama siswa Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran sains di sekolah siswa dilatih berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan, dan percobaan.


Berdasarkan hal tersebut, tergambar jelas tugas yang harus diemban guru-guru di sekolah dasar. Untuk mewujudkan keinginan pembelajaran di Sekolah Dasar yang tertuang di dalam kurikulum, para guru mengemban amanat yang sangat besar. Untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan kurikulum, guru harus mampu menjadi fasilitator dalam pembelajaran Sains, dan mampu menciptakan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswanya. Dalam pembelajaran, guru harus sebnyak mungkin melibatkan peserta didik secara aktif agar siswa mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran ilmiah.
Belajar bukan hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar melainkan juga pengetahuan awal siswa. Pengetahuan ini tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Hal ini sejalan dengan pendapat Piaget yang mengatakan bahwa belajar merupakan proses adaptasi terhadap lingkungan yang melibatkan asimilasi, yaitu proses bergabungnya stimulus ke dalam struktur kognitif. Bila stimulus baru tersebut masuk ke dalam struktur kognitif diasimilasikan, maka akan terjadi proses adaptasi yang disebut kesinambungan dan struktur kognitif menjadi bertambah.
Guru sebagai ujung tombak yang menentukan keberhasilan pendidikan dan pengajaran di sekolah, sepertinya belum dapat mengantisipasi keadaan dan keperluan siswa. Sebagian guru SD masih menggunakan pembelajaran pola lama, yaitu proses pembelajaran satu arah yang didominansi oleh guru melalui metode ceramah dan masih kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran, guru hanya bersikap sebagai pelaksana tugas dalam pembelajaran, bukan memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswanya.
 Guru pun jarang menciptakan model pembelajaran sains dengan pengamatan langsung, percobaan, ataupun simulasi. Akibatnya, sains dianggap sebagai pelajaran hafalan. Padahal, pembelajaran sains dapat menjadi wahana bagi siswa untuk berlatih menjadi ilmuwan, mengembangkan menumbuhkan motivasi, inovasi, dan kreativitas sehingga siswa mampu menghadapi masa depan yang penuh tantangan melalui penguasaan sains.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru tidak boleh mendominasi pembelajaran di dalam kelas, dengan menganggap siswa tidak memiliki pengetahuan awal. Siswa tidak boleh dicekoki dengan hafalan, melalui transfer hal-hal yang tercantum dalam buku teks. Akan tetapi, siswa harus dilatih berpikir dan membuat konsep berdasarkan pengamatan dan percobaan. Jika siswa memberi infut, guru harus mau menerimanya dan jangan memutus proses eksplorasi berfikir siswa hanya karena tidak sesuai dengan buku pegangan. Untuk menjadi ilmuwan ataupun untuk belajar diperlukan independensi berfikir. Oleh karena itu, guru seharusnya kreatif dan inovatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga mampu memenuhi keperluan pembelajaran untuk setiap siswanya.
Dengan demikian jelas bahwa tahap berpikir anak usia SD harus dikaitkan dengan hal-hal nyata dan pengetahuan awal siswa yang telah dibangun mereka dengan sendirinya, Sehubungan dengan hal tersebut metode mengajar yang digunakan oleh guru hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan dan materi yang diajarkan. Dengan metode yang bervariasi inilah siswa akan begairah dalam belajar secara inovatif dan kreatif. Metode yang digunakan dalam interaksi belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses pembelajaran.
Usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa memerlukan metode yang efektif dan efisien. Selain itu, diperlukan pula media pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Dalam proses belajar mengajar, media memiliki peran yang sangat penting menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media audio visual dalam pembelajaran mengenai sistem tata surya diharapkan membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa serta motivasi untuk belajar, juga dapat mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan. Dengan demikian, penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai tata surya pada siswa kelas VI.
Sehubungan dengan hal tersebut metode mengajar yang digunakan oleh guru hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan dan materi yang diajarkan. Dengan metode yang bervariasi inilah siswa akan begairah dalam belajar secara inovatif dan kreatif. Metode yang digunakan dalam interaksi belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses pembelajaran. Usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa memerlukan metode yang efektif dan efisien. Selain itu, diperlukan pula media pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan.


 Dalam proses belajar mengajar, media memiliki peran yang sangat penting menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran mengenai sistem tata surya diharapkan membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa serta motivasi untuk belajar, juga dapat mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan. Dengan demikian, penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media Pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai tata surya pada siswa kelas VI SDN.Karang Jaya Kec.Gegerbitung.
Pada  pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang Tata Surya menunjukkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah standar ketuntasan belajar minimal yang sudah ditentukan.

B.        Identifikasi Masalah
Setelah melakukan refleksi, dengan bantuan observer selama proses pembelajaran berlangsung akhirnya dapat teridentifikasi beberapa masalah , sebagian besar siswa kurang bersemangat mengikutinya, dan ketika diberikan soal-soal latihan mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakannya, hal ini terjadi karena para siswa belum memahami materi pelajaran yang telah dikelaskan oleh guru.
Hasil tes yang diperoleh dari jumlah siswa sebanyak 36, hanya 10 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM atau sekitar 28%. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 26 siswa atau sekitar 72% dan rata – rata kelas hanya mencapai 5,43. Hasil tes ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan karena masih di bawah standar ketuntasan minimal, hal ini mengisyaratkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap materi  pelajaran masih rendah.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk mengidentifikasi faktor penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan sehingga hasil belajar siswa rendah. Ada  beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran, yaitu :
1.      Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran hal ini dapat dilihat dari hasil tes yang masih di bawah standar KKM;
2.      Teknik pembelajaran mengenai sistem tata surya kurang bervariasi;
3.      Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran.

C.        Analisis Masalah
            Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, penulis mencoba menganalisis penyebab rendahnya hasil belajar siswa, diantaranya :
1.      Mengapa hasil belajar yang dicapai oleh siswa nilainya masih banyak yang dibawah KKM?
2.      Mengapa penguasaan materi pelajaran siswa dalam proses pembelajaran rendah ?
3.      Mengapa siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran?

D.        Rumusan Masalah
            Berdasarkan analisis masalah di atas, maka yang akan menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah :
1.      Apakah  penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman mengenai sistem tata surya pada siswa  kelas 6 SDN.Karang Jaya   Kecamatan Gegerbitung?
E.Tujuan Penelitian
     Tujuan penelitian ini dibuat adalah:
1.      .Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan metode demonstrasi.
2.      Untuk meningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa melalui penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika materi Tata Surya pada siswa kelas VI semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
F.Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat:
1.      Memberikan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.      Meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga semakin memacu siswa untuk lebih baik dalam mencapai prestasi belajarnya.
3.      Memberikan inspirasi peneliti lain dalam mengembangkan metode pembelajaran matematika.
4.      Memberikan bahan pertimbangan bagi pemerhati pendidik matematika dalam menambah khasanah pengetahuan tentang metode pembelajaran matematika.

.
BAB II
                                                KAJIAN PUSTAKA

A.        Metode Demonstrasi
            Menurut Drs. Lukmanul Hakim, M.Pd.,dalam bukunya Perencanaan Pembelajaran (2007) mengungkapkan bahwa strategi dan metode dalam proses pembelajaan. Strategi adalah siasat melakukan kegiatan. Kegiatan dalam pembelajaran yang mencakup metode dan teknik pembelajaran.
            Yang dimaksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya atau bekerjanya suatu proses atau langkah-langkah kerja dari suatu alat atau instrumen tertentu kepada siswa.
Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi cukup baik apabila digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran sains dan teknologi, misalnya : bagaimana cara kerja suatu mesin cuci atau apa yang terjadi jika suatu balon berisi air bakar dengan api dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode demonstrasi :
a.       Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
b.      Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga. 
c.       Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
d.      Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis tetapi dapat membangkitkan minat siswa.
e.        Guru harus dapat memperagakan demonstrasi dengan sebaik-baiknya, karena itu guru perlu mengulang-ulang peragaan di rumah dan memeriksa semua alat yang akan dipakai sebelumnya sehingga sewaktu mendemonstrasikan di depan kelas semuanya berjalan dengan baik.
Kelebihan metode demonstrasi adalah :
1)      Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati.
2)      Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
3)      Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
4)      Dapat menambah pengalaman anak didik.
5)      Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan.
6)      Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit.
7)      Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan secara langsung.
8)      Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati.
9)      Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
10)  Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
11)  Dapat menambah pengalaman anak didik.
12)  Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan.
13)  Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit.
14)  Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati.
15)  Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
16)  Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
17)  Dapat menambah pengalaman anak didik.
18)  Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan.
19)  Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit.
20)  Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan secara langsung.

Kekurangan metode demonstrasi adalah :
a)      Memerlukan waktu yang cukup banyak.
b)      Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien.
c)      Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya.
d)     Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
e)      Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.
                                                                                                                     
Langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:
a.         Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :
1).        Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang     diharapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir.
2).        Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di laksanakan.
3).        Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
4).        Selama demonstrasi berlangsung guru harus instrospeksi diri apakah :
(a). Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa
(b). Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada posisi yang baik,      hingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas
(c). Siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu
5).        Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik

b.         Pelaksanaannya:
Hal-hal yang di lakukan adalah :
1.         Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
2.         Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
3.         Mengingat pokok materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai   sasaran
4.         Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik
5.         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
6.         Menghindari ketegangan
7.         Evaluasi; dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut baik di sekolah maupun di rumah.



B.                 MEDIA PEMBELAJARAN
            Media Pembelajaran adalah merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran .Penggunaan multimedia sangat memungkinkan dapat mengaktifkan peserta didik dalam belajar dengan penuh makna (meaning Ful Learning)sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.Pengertian Media Pembelajaran
    Pengertian media pembelajaran menurut para ahli :
1.      NEA ( 1969 )Media pembelajaran sebagai sarana komunikasi,baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk perangkat kerasnya.
2.      Wilbour Schramm (1977)Mendefinisikan madia pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
3.      Miarso ( 1980 )Menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,perasaan,perhatian,dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinay proses belajar pada diri siswa.
4.      Hermawan dkk ( 2006 ) Media pembelajaran sebagai sarana komunikasi baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengan termasuk perangkat kerasnya.
            Dengan memperhatikan beberapa pengertian media diatas,dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan alat pembelajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan – bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2.      Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran.
            Dari beberapa  pengertian tentang media pembelajaran yang telah dikemukakan oleh para ahli,tersirat tujuan dari penggunaan suatu media yaitu untuk membantu guru menyampaikan pesan – pesan secara lebih mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai pesan – pesan tersebut secara akurat.Dalam kerangka proses belajar mengajar yang dilakukan guru,Penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar itu terhindar dari segala verbalisme,yakni mengetahui kata – kata yang disampaikan guru tetapi tidak memahami arti dan maknanya.
            Menurut Sumantri ( 1999 )secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
a.       Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep sikap dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan.
b.      .Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.
c.       .Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik  tertarik untuk menggunakan atau mengoprasikan media tertentu
d.    Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilakukan oleh peserta didik.
3. Fungsi Media Pembelajaran
            Media sebagai sumber pembelajaran erat kaitannya dengan peran guru sebagai mediator dan fasilitator.Sebagai mediator,guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan,karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
Secara umum media pembelajaran berfungsi sebagai  :
       1.Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
          lebih efektif;
3.      Merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran;
4.      Meletakkan dasar – dasar yang konkrit dan konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme;
5.      Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
            Menurut Sumantri ( 1999 ) alasan penggunaan media pembelajaran karena bertitik tolak pada dua hal yaitu:1)Belajar merupakan perubahan tingkah laku,2)Belajar merupakan proses komunikasi.
4.Prinsip – Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
            Sebelum memutuskan untuk menggunakan media tertentu dalam suatu peristiwa pembelajaran,seorang guru perlu memahami prinsip – prinsip atau faktor – faktor yang harus dipertimbangkan dalm pemilihan suatu media.
            Sumantri ( 1999 ) menyebutkan prinsip-prinsip pemilihan suatu media tersebut yaitu :
a.       .Memilih media harus berdasarkan tujuan pembelajaran dan bahan pembelajaran yang akan disampaikan;
b.      .Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik;
c.       .Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru,baik dalam pengadaannya dan penggunaannya;
d.      .Memilih media harus disesuaikan dengan situasi atau pada waktu,tempat,dan situasi yang tepat;
e.       Memilih media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri.
C.        Sistem Tata Surya
            Tata surya adalah matahari dan keluarga benda antariksa yang mengedarinya. Tata Surya terdiri dari sebuah bintang yang disebut Matahari (dalam sistem tatasurya kita) dan semua objek yang mengelilinginya. Dalam tata surya kita, objek yang mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya itu adalah planet bersama satelitnya yang mengorbit secara elips, meteor, komet, asteroid, dan planet-planet kecil.
            Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
            Menurut sumber lain tata surya adalah Sebuah tata surya terdiri dari satu Matahari dan semua benda angkasa yang beredar mengelilinginya. Matahari adalah bintang yang menghasilkan cahayanya sendiri. Benda yang mengedari bintang dinamakan planet. Sebagian besar planet memiliki satelit (bulan) yang berjalan mengelilinginya. Dalam tata surya kita semuanya terdapat sembilan planet yang mengedari matahari.
            Sebuah planet dapat dibagi menjadi dua kelompok: planet besar serta planet kecil. Merkurius, Venus, Bumi dan mars membentuk kelompok empat planet yang kecildan sejenis bumi. Keempat planet ini terdiri dari materi yang kerapatan rata-ratanya empat atau lima kali kerapatan air. Yupiter, Saturnus dan Neptunus jauh lebih besar daripada planet-planet sejenis Bumi. Jari-jari Yupiter lebih dari sebelas kali jari-jari Bumi, dan volumenya kira-kira 1320 kali lebih besar. Saturnus mempunyai jari-jari 60400 km; ini hampir 10 kali jari-jari Bumi.Yupiter serta Saturnus mempunyai banyak satelit. Uranus mempunyai jari-jari yang panjangnya 23700 km, sedangkan Neptunus mempunyai jati-jari 22300 km. Pluto mempunyai jari-jari 3200 km; ini berarti bahwa Pluto lebih kecil dari Mars.
Anggota tata surya terdiri dari :
1.         Matahari.
            Matahari merupakan bintang yang terdekat dengan bumi dan menjadi pusat dari tata surya dengan jarak rata-rata dengan bumi sekitar 150 juta km. Lain halnya dengan bumi, zat penyusun utama dari matahari adalah gas yang memiliki suhu permukaan sekitar 6.000 ºC, sedangkan pada bagian inti matahari mempunyai suhu 15.000.000 ºC. Kala rotasi matahari adalah 25,04 hari dan gravitasinya sangatlah besar, sekitar 27,9 kali gravitasi bumi dengan massa 333.000 kali massa bumi.


2.         Planet.
            Planet adalah suatu benda gelap yang mengorbit sebuah bintang yaitu matahari. Dalam tata surya kita, didasarkan pada bumi sebagai pembatas, planet dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.         Planet Inferor: yaitu planet yang orbitnya berada didalam orbit bumi mengelilingi matahari yaitu : Merkurius dan  Venus
b.         Superior: yaitu planet yang orbitnya berada diluar orbit bumi mengelilingi matahari yaitu : Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto

3.         Asteroid.
Asteroid adalah benda langit kecil dan padat yang terdapat dalam sistem tata surya. Asteroid adalah contoh dari sebuah planet kecil akan tetapi masih jauh lebih kecil dari sebuah planet. Asteroid ini berada dalam sebuah sabuk antara planet Mars dan Jupiter dan disebut sebagai sabuk Asteroid. Selama 200 tahun, Ceres masih merupakan asteroid terbesar sebelum ditemukannya asteroid yang lebih besar pada 23 Agustus 2001dan terlihat atau diamati oleh manusia berada didekat orbit Pluto. Nama dari asteroid ini adalah KX 76

4.         Komet.
Komet adalah benda luar angkasa dalam tata surya yang mirip dengan asteroid, akan tetapi hampir seluruhnya terbentuk dari gas dan debu yang membeku. Komet memiliki orbit terhadap matahari dengan lintasan elips, namun lebih lonjong dari orbit planet. Ketika Lintasan komet ini mendekati bagian dalam tata surya, ia memiliki ciri khusus yang dapat dilihat dengan kasat mata apa bila jarak komet ini dengan bumi cukup dekat dalam lintasannya, yaitu ekor komet. Ekor komet terbentuk dari menguapnya lapisan es dan debu terluar dari komet tersebut karena radiasi dari matahari.
 Arus debu dan gas yang dihasilkan dari radiasi ini membentuk suatu lapisan atmosfer tipis disekeliling komet tersebut (Coma) dan akibat tekana radiasi dan angin matahari pada coma ini, maka terbentuklah ekor raksasa yang selalu menjauhi matahari. Komet bergerak mengelilingi matahari berkali-kali, tetapi peredarannya memakan waktu yang sangat lama. Komet yang terkenal dan dapat dilihat secara kasat mata ketika orbitnya mendekati matahari adalah komet Halley, yang mengorbit matahari setiap 76 tahun sekali.

5.         Meteor
Meteorid, dan Meteoroid. Meteor adalah Asteroid yang masuk kedalam atmosfer bumi dan menjadi panas dan berpijar karena gesekan dengan atmosfer bumi. Orang biasa menyebut benda ini sebagai bintang jatuh. Meteorid adalah sisa-sisa meteor yang dapat mencapai permukaan bumi. Sedangkan Meteoroid adalah batuan dalam ruang antar planet yang berukuran kecil hingga sedang          ( sebesar gerbong kereta api )






BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.    SUBYEK PENELITIAN
1.         Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengenai sistem tata surya yaitu di SDN Karang Jaya Desa Karang Jaya Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi.
2.         Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan perbaikan terdiri dari 2 siklus, yang dilaksanakan selama bulan Februari  2014 Jadwal perbaikan sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus
Tanggal
Mata Pelajaran
Materi
Prasiklus
06-02-2014
IPA
Matahari sebagai pusat Tata Surya
1
13-02-2014
IPA

Planet-planet dalam tata surya
II
20-02-2014
IPA
Sifat dan keadaan 8 Planet tata
Surya
    
3.   Karakteristik Siswa
Usia siswa di sekolah dasar yaitu sekitar 6 – 12 tahun. Masa ini merupakan masa sekolah dan siap untuk belajar. Pada masa ini anak telah mampu mengembangkan psikologi kognitif yang harus dikembangkan secara kongkret
Ada dua tingkatan kelas pada sekolah dasar yang sesuai dengan masa intelektuanya. Masa ini sangat menentukan masa berikutnya karena lebih mudah mendidik, antara lain :
a.         Masa kelas rendah sekolah dasar ( kelas 1 sampai kelas 3 ) Ciri-ciri masa    kelas rendah sekolah dasar yaitu :
1)      Adanya korelasi positif antara pertumbuhan dengan prestasi di sekolah
2)      Memenuhi peraturan-peraturan / regulasi tradisional
3)      Suka membandingkan dirinya dengan anak lain
4)      Hal yang bersifat konkret mudah dipahami
5)      Mampu mengingat, berbahasa dan berkembang lebih cepat

B.     Deskripsi Per Siklus
Selama perbaikan pembelajaran dilaksanakan penulis selaku peneliti yang bertindak sebagai observer mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan mencatat hal – hal yang penting untuk perbaikan pembelajaran. Data–data selama 3 siklus pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengenai sistem tata surya.


Prosedur perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan mengacu kepada tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6 SDN Karang Jaya.
Dalam melaksanakan proses perbaikan pembelajaran, penulis melakukan berbagai persiapan mencari jalan untuk mengatasi dan memperbaiki masalah tersebut dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.         Menyusun skenario pembelajaran atau Rencana Pembelajaran (RP).
2.         Merumuskan tujuan pembelajaran.
3.         Menetapkan metode dan media pembelajaran.
4.         Menyiapkan instrumen evaluasi.

1.         Langkah-langkah yang ditempuh pada perbaikan pembelajaran
a.         Siklus I
1).        Rencana Perbaikan
Adapaun rencana perbaikan yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
(a).       Mengamati proses belajar mengajar di kelas
(b).       Penulis mengumpulkan data berupa peristiwa dan hasil belajar yang dicapai
            Oleh para siswa
(c).       Melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui keinginan mereka
            Untuk belajar.
(d).      Melakukan pemeriksaan kembali dokumen yang ada seperti rencana persiap
            an mengajar dan soal evaluasi
2).        Pelaksanaan Perbaikan
(a).       Guru memberikan materi pokok tentang matahari sebagai pusat tata surya.
(b).       Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang matahari sebagai pusat tata
            Surya.
(c).       Siswa dan guru melakukan tanya jawab dan guru memberikan soal-soal
            latihan
(d).      Siswa mengerjakan soal latihan.
(e).       Membahas soal latihan bersama-sama.
(f).       Diakhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
            Dan memberikan tindak lanjut berupa PR

3).        Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
(a).       Dalam proses belajar mengajar siswa kurang aktif dan masih ada yang ber
            main dengan temannya.
(b).       Anak masih ada yang tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.
(c).       Guru kurang memantau siswa saat mengerjakan latihan atau tugas yang di
            berikan.

4).        Refleksi
a.       Hasil evaluasi pada siklus ini dengan rata-rata masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63
b.      Siswa yang banyak bermain di kelas dan mengganggu temannya diberi teguran oleh guru.
c.       Masih adanya siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugas karena belum tepatnya penggunaan metode pembelajaran.

b.         Siklus II
Pada siklus II penulis menyampaikan materi tentang palnet-planet dalam tata surya.
1).        Rencana Perbaikan
(a).       Pengkondisian siswa.
(b).       Menyiapkan alat peraga berupa gambar
(c).       Menggunakan metode tanya jawab dan latihan.
(d).      Membuat soal evaluasi.

2).        Pelaksanaan Perbaikan
(a).       Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum memahami materi pelajaran.
(b).       Memberikan penjelasan materi pelajaran tentang anggota tata surya.
(c).       Siswa diajak mengamati gambar anggota tata surya.
(d).      Siswa diminta menyebutkan anggota dari tata surya.
(e).       Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada guru.
(f).       Diakhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, memberikan tindak lanjut, memberikan tuga berupa PR serta menutup pelajaran.

3).        Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
(a).       Memberikan penguatan kepada siswa yang dapat menyelesaikan tugas dan memberikan semangat bagi siswa yang belum menguasai materi pelajaran.
(b).       Menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.
4.         Refleksi
a).        Awal pembelajaran yang baik dapat meningkatkan semangat belajar.
b).        Penggunaan media yang tepat dapat memudahkan pemahaman materi.
c).        Mengadakan penelitian hasil sebagai perbandingan dari hasil sebelumnya dan sebagai bahan untuk penentu hasil berikutnya.



















BAB  IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.        Deskripsi Per Siklus
1.         Hasil Pengolahan Data dan Pengamatan.
Penelitian dilaksanakan di kelas 6 SDN Karang Jaya. Peneltian ini yang dilakukan pada 2  siklus pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam    ( IPA ) tentang Sistem Tata Surya. Waktu yang digunakan untuk setiap kali pertemuan adalah 70 menit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari pembelajaran siklus pertama hingga yang ke-dua menunjukkan adanya perubahan baik pada diri siswa, hasil belajar maupun kemampuan profesionalisme gurunya.
Perolehan hasil belajar yang dicapai siswa sebanyak 2 siklus untuk materi tentang sistem tata surya dengan KKM 63.
Tabel 2. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus Prasiklus- Siklus II
No
Nama Siswa
L/P
Siklus
Ket
Prasiklus
I
II
1
AGUS SAPTURI
L
5,50
7,00
8,00

2
AI ROBIATUL ADAWIYAH
P
6,50
7,00
8,00

3
IKHFA FITRIA
P
7,00
8,00
8,00

4
AI MULYANI
P
6,00
6,50
7,00

5
AKMAL RIVALDI
L
6,75
7,00
7,50

6
FIRMAN AGUSTIAN
L
4,75
5,00
7,00

7
FRINSKI SUSANDI
L
5,75
6,00
7,00

8
HADIA NURUL BAQI
L
5,75
6,00
7,50

9
ICA FITRIA
P
4,50
4,50
7,50

10
IYUS YUSRIL
L
4,25
4,50
6,50

11
KAHFI SURAJ
L
4,75
6,00
6,25

12
LUGIA NUGRAHA
L
5,00
5,50
7,20

13
MUHAMAD ABI FATA
L
7,00
8,00
9,00

14
MOH.AGUS PIA
L
5,00
5,50
7,00

15
MOHAMAD FAZRI PERMA
L
5,25
6,50
7,00

16
MUHAMAD IQBAL
L
4,75
5,50
7,00

17
NABILA ERMA
P
7,75
8,50
9,00

18
PAHRU ROMAN
L
4,25
6,00
6,50

19
PANPAN SOPANDI
L
4,75
5,00
6,50

20
PITRI ZAKIATUL PITRAH
P
5,00
5,50
6,75

21
PUPUT MTRIANA
P
6,50
6,75
8,00







Lanjutan Tabel 2. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Prasiklus-Siklus
No
Nama Siswa
L/P
Siklus
Ket
Pra    siklus
I
II
22
PUTRI MEGA SRI RAHAYU
P
4,50
6,00
6,50

23
RANGGA GALIH NUGRAHA
L
3,75
6,50
7,00

24
RESI ISNAYANTI
P
3,75
5,00
6,50

25
RESI LESTARI
P
5,75
6,00
7,00

26
RIAN RUSMIATI
L
5,25
6,00
7,00

27
RIAN TAUFIK
L
4,75
6,00
7,00

28
SARMILA
P
6,75
7,00
8,00

29
SOPIAH PUJIANTI
P
5,50
7,00
7,50

30
SRI ADE MULYANI
P
3,75
5,50
6,50

31
VIAR AGUSTIAN
L
4,25
5,00
6,50

32
YAYU LESTARI
P
6,50
6,75
8,00

33
YULI YULIANINGSIH
P
6,00
6,50
7,50

34
WAWANG NURMANZI AZIZ
L
7,50
7,50
9,00

35
IYAN SOPYAN
L
7,00
7,50
9,00

36
SITI RAHMAWATI
P
3,75
6,00
6,25

JUMLAH NILAI

195
224
264

NILAI RATA-RATA

5,42
6,24
7,33

NILAI TERTINGGI

7,75
8,50
9,00

NILAI TERENDAH

3,75
4,00
6,20

Lanjutan Tabel 2. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa  Prasiklus – Siklus II


Tabel 3. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar pada Siklus Prasiklus
No
Nilai
Jumlah Siswa
Jumlah Nilai
Prosentase
Ket
Tuntas
Tidak Tuntas
1
100
-
-


2
90
-
-


3
80
2
160
Tuntas

4
70
9
630
Tuntas

5
60
7
420

tidak tuntas
6
50
11
550

Tidak tunta
7
40
7
280

Tidak tuntas
8
30




9
20




10
10




Jumlah
36

11
25

Dari data pada prasiklus menunjukkan bahwa walaupun hasil rata-rata kelas hanya mencapai nilai 5,42 dan  ternyata masih ada siswa yang belum tuntas karena mendapatkan nilai di bawah KKM. Siswa yang mendapat nilai 100 dan 90 tidak ada, siswa yang mendapat nilai 80 hanya 2 orang (5,5%), siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 9 orang (25%), siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 7 orang (19,4%), siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 11 orang (30,5%), siswa yang mendapatkan nilai 40 sebanyak 7 orang (19,4%), . Berdasarkan hasil yang dicapai tersebut maka siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 11  orang yaitu sekitar 30%. Sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 25 orang yaitu sekitar 70%


Tabel 4. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar pada Siklus I
No
Nilai
Jumlah Siswa
Jumlah Nilai
Prosentase
Ket
Tuntas
Tidak Tuntas
1
100
-
-


2
90
1
90
tuntas

3
80
7
560
tuntas

4
70
15
105
tuntas

5
60
9
540

Tdk tuntas
6
50
4
200

Tdk tuntas
7
40
-
-


8
30
-
-


9
20
-
-


10
10
-
-


Jumlah
36

23
13

Dari data pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan yang semula rata-rata kelas mencapai nilai 5,42  tetapi pada siklus I rata-ratanya mencapai 6,24. Hasil tes pada siklus I siswa yang mendapat nilai 100 tidak ada, siswa yang mendapat nilai 90 berjumlah 1 orang (2,7%), siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 7 orang (19,4%), siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 15 orang (41,6%), siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 9 orang (25%), siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 4 orang (11%), . Berdasarkan hasil yang dicapai tersebut maka siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 23 orang yaitu sekitar 64%. Sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 13 orang yaitu sekitar 36%.

        Tabel 5. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar pada Siklus II
No
Nilai
Jumlah Siswa
Jumlah Nilai
Prosentase
Ket
Tuntas
Tidak Tuntas
1
100





2
90
4
360
tuntas

3
80
12
960
tuntas

4
70
18
1260
tuntas

5
60
2
120

Tdk tuntas
6
50




7
40




8
30




9
20




10
10




Jumlah
36

34
2

Dari data pada siklus II menunjukkan kenaikan yang cukup siginifikan yaitu hasil rata-rata kelas mencapai nilai 73,3 % dimana Siswa yang mendapat nilai 100 tidak ada, siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 4 orang (11%), siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 12 orang (33%), siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 17 orang (47%), siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 2 orang (55%). Dari data nilai siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa proses perbaikan pelajaran  IPA dengan materi tentang sistem tata surya ini sudah dapat dikatakan berhasil dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 34 orang (94%). Jadi proses pembelajaran ini sudah tidak perlu diadakan perbaikan lagi.
Grafik Peningkatan Hasil Nilai data Prasiklus,siklus II dan II Digambarkan di bawah ini :

B. Deskripsi Temuan dan Refleksi Pembelajaran IPA
 Berdasarkan observasi dan hasil diskusi dengan teman sejawat, diperoleh hasil bahwa perlu diadakannya perbaikan pembelajaran di setiap siklus. Setelah melaksanakan proses pembelajaran dua siklus untuk materi tentang sistem tata surya maka terdapat temuan sebagai berikut :
Selama pelajaran pada Prasiklus  peneliti tidak menggunakan hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dengan cara belajar tersebut siswa didik menjadi lebih cepat bosan dan hasil yang diperoleh juga tidak begitu baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai ulangan Prasiklus, dimana nilai rata – ratanya 54,2 hanya 10 siswa  dari 36 siswa mendapat nilai diatas 65.
Sedangkan pada siklus I dimana peneliti menggunakan media peraga, para siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan juga memahami materi  pelajaran yang diajarkan. Hal ini mempengaruhi hasil nilai ulangan pada siklus I ini, dimana nilai rata – rata siswa lebih meningkat menjadi 62,4 dan terdapat 23 dari 36 siswa yang mendapat nilai diatas KKM,kemudian siklus ke II lebih meningkat lagi nilai rata –rata mencapai 73,3,terdapat 34 dari 36 siswa nilainya ≥ 63 atau nilai KKM.
Apabila diperhatikan perubahan yang terjadi pada nilai siswa, pada Prasiklus,siklus I dan II menunjukan hal yang positif. dengan memperbaiki strategi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian peneliti merasa puas sehingga penelitian ini akan selesai sampai siklus II.
            Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang baik dan metode pembelajaran yang bervariatif serta media pembelajaran yang sesuai siswa menjadi  lebih aktif dan menguasai materi pembelajaran lebih bagus bila dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Hal ini terlihat dari hasil nilai ulangan yang diperoleh siswa pada siklus II ini yang mencapai rata-rata 72,4

C.        Pembahasan Dari setiap Siklus
1.      Pembahasan Hasil Temuan
Berdasarkan hasil obervasi dan refleksi selama proses pembelajaran tentang sistem tata surya menggambarkan bawah dengan menerapkan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses pemebalajaran dan siswa lebih menguasai materi pembelajaran yang disampaikan. Perkembangan hasil yang  diperoleh dari tiap siklus adalah sebagai berikut :

a.         Siklus I
Selama proses pembelajarn, aktifitas guru kurang menarik minat dan perhatian siswa. Dengan metode ceramah guru terlalu banyak memberikan penjelasan tanpa memberikan menggunakan media peraga apapun, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran akibatnya proses pembelajaran kurang berhasil. Siswa hanya diam mendengarkan penjelasan guru. Aktifitas dan kreatifitas siswa kurang terpacu, siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran dan kurang diberi latihan.
Hasil belajar siswa pada siklus I mata pelajaran IPA rendah, yaitu rata – rata 62,4, hal ini karena guru hanya memberikan metode demontrasi tanpa menggunakan media yang dapat menarik perhatian siswa.
b.         Siklus II
            Hasil pembelajaran pada siklus II ditunjukkan sebagai berikut :
Proses kegiatan belajar mulai menarik perhatian siswa serta terlihat semangat dan aktif dalam mendemonstrasikan alat peraga yang disiapkan oleh guru. Penggunaan media penunjang berupa gambar ternyata mulai menarik perhatian siswa. Siswa mulai aktif menjawab pertanyaaan-pertanyaan yang diajukan guru.
Hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I yakni mencapai rata-rata 73,3.




















BAB V
                      KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT      

A.        Kesimpulan
Simpulan
Berdasarkan analisis data pada bahasan sebelumnya serta hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan, maka peneliti menarik simpulan sebagai berikut :
1. Penerapan metode demontrasi dan penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar IPA tentang materi tata surya bagi siswa kelas VI SD Negeri Karang Jaya. Hal ini dibuktikan dengan lembar pengamatan motivasi siswa. Pada siklus I mencapai 39 poin dan siklus ke II dapat mencapai 43 poin.
2.  Penerapan metode demontrasi dan penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi Tata Surya bagi siswa kelas VI SD Negeri Karang Jaya Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dibuktikan dengan ketuntasan hasil belajar siswa. Jika pada studi awal ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 30%, maka pada silkus I meningkat menjadi 64% dan pada siklus II ketuntasan belajar klasilkal mencapai 94%.
Dengan demikian penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA tentang Tata Surya bagi siswa kelas VI SD Negeri Karang Jaya.




B.        Saran dan Tindak Lanjut
1.         Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan  oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran diantaranya adalah :
Penggunaan metode demonstrasi serta media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi ajar dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan di banding hanya menggunakan metode ceramah saja.

2.         Tindak lanjut
Berdasarkan kesimpulan tersebut, hal yang penting dan perlu diperhatikan untuk menindak lanjuti hasil penelitian tindakan kelas oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu :
a.       .Sebelum pembelajaran dimulai guru harus menyiapkan suatu strategi pembelajaran yang tepat, lengkap dan terencana.
b.      .Dalam menyampaikan materi pembelajaran agar lebih sistematis dan mudah dimengerti siswa guru harus mengunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.





DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi,Dr.(1990). Manajemen Pengajaran secara manusiawi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 
Arikuntoro, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Ensiklopedi IPTEK/Ensiklopedi Sains untuk Pelajar dan Umum. 2004. Bumi-Ruang dan Waktu. Jakarta: PT. Lentera Abadi.
Djam’an, Satori. (2007). Profesi Keguruan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Hamalik, Oemar, Drs. (1995). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung : Tarsito.  
Hera, Lestari, Mikarsa, dkk.(2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Meleong, J.Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rahadi, Aristo. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta.
Rositawaty. S. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.
Sadiman, Arief. S, Dr., M.Sc., dkk. (1986). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya). Jakarta : Pustekkom Dikbud dan CV. Rajawali.
Setiawan, Denny, M.Ed., dkk. (2007). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sudjana, Nana. (1990). Media Pembelajaran. Bandung : CV. Sinar



Ruslan
Ruslan Seseorang yang suka menulis dikala senggang, hobi makan bakso dan suka ngajak jalan-jalan istri