PTK PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VI PADA PELAJARAN IPA SEMESTER II SDN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pada
umumnya mata pelajaran IPA dianggap pelajaran yang sulit, sehingga hal ini
mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Tetapi untuk sebagian siswa
mata pelajaran IPA adalah salah satu pelajaran yang disenangi, apalagi bila
materi pelajaran disajikan dengan pendekatan yang menarik. Sehingga siswa
dengan tekun dan penuh antusias memperhatikan hal-hal baru yang disampaikan
guru saat pembelajaran.
Tetapi
anehnya hasil-hasil ulangan harian atau sumatif nilai rata-rata siswa untuk
pelajaran IPA masih rendah. Salah satu penyebabnya yaitu sikap siswa yang pasif
saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini juga disebabkan banyaknya siswa
yang belum mempunyai kreativitas dan kemandirian yang tinggi terutama pada mata
pelajaran IPA dan dalam menciptakan suatu karya sederhana.
Pendidikan sains bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman
langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahakan untuk mencari
tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar. Idealnya, pembelajaran sains digunakan
sebagai wahana bagi siswa untuk menjadi ilmuwan, terutama siswa Sekolah Dasar.
Melalui pembelajaran sains di sekolah siswa dilatih berpikir, membuat konsep
ataupun dalil melalui pengamatan, dan percobaan.
Berdasarkan hal tersebut, tergambar
jelas tugas yang harus diemban guru-guru di sekolah dasar. Untuk mewujudkan
keinginan pembelajaran di Sekolah Dasar yang tertuang di dalam kurikulum, para
guru mengemban amanat yang sangat besar. Untuk mencapai pembelajaran yang
diinginkan kurikulum, guru harus mampu menjadi fasilitator dalam pembelajaran
Sains, dan mampu menciptakan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan siswanya. Dalam pembelajaran, guru harus sebnyak mungkin melibatkan
peserta didik secara aktif agar siswa mampu bereksplorasi untuk membentuk
kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran ilmiah.
Belajar bukan hanya bergantung pada
lingkungan atau kondisi belajar melainkan juga pengetahuan awal siswa.
Pengetahuan ini tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa,
namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Hal
ini sejalan dengan pendapat Piaget yang mengatakan bahwa belajar merupakan
proses adaptasi terhadap lingkungan yang melibatkan asimilasi, yaitu proses
bergabungnya stimulus ke dalam struktur kognitif. Bila stimulus baru tersebut
masuk ke dalam struktur kognitif diasimilasikan, maka akan terjadi proses
adaptasi yang disebut kesinambungan dan struktur kognitif menjadi bertambah.
Guru sebagai ujung tombak yang
menentukan keberhasilan pendidikan dan pengajaran di sekolah, sepertinya belum
dapat mengantisipasi keadaan dan keperluan siswa. Sebagian guru SD masih
menggunakan pembelajaran pola lama, yaitu proses pembelajaran satu arah yang
didominansi oleh guru melalui metode ceramah dan masih kurang melibatkan siswa
untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran, guru hanya bersikap
sebagai pelaksana tugas dalam pembelajaran, bukan memberikan pengalaman belajar yang
bermakna kepada siswanya.
Guru pun jarang menciptakan model pembelajaran
sains dengan pengamatan langsung, percobaan, ataupun simulasi. Akibatnya, sains
dianggap sebagai pelajaran hafalan. Padahal, pembelajaran sains dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk berlatih menjadi ilmuwan, mengembangkan menumbuhkan
motivasi, inovasi, dan kreativitas sehingga siswa mampu menghadapi masa depan
yang penuh tantangan melalui penguasaan sains.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru
tidak boleh mendominasi pembelajaran di dalam kelas, dengan menganggap siswa
tidak memiliki pengetahuan awal. Siswa tidak boleh dicekoki dengan hafalan,
melalui transfer hal-hal yang tercantum dalam buku teks. Akan tetapi, siswa
harus dilatih berpikir dan membuat konsep berdasarkan pengamatan dan percobaan.
Jika siswa memberi infut, guru harus mau menerimanya dan jangan memutus proses
eksplorasi berfikir siswa hanya karena tidak sesuai dengan buku pegangan. Untuk
menjadi ilmuwan ataupun untuk belajar diperlukan independensi berfikir. Oleh
karena itu, guru seharusnya kreatif dan inovatif dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga mampu memenuhi keperluan pembelajaran untuk setiap
siswanya.
Dengan demikian jelas bahwa tahap
berpikir anak usia SD harus dikaitkan dengan hal-hal nyata dan pengetahuan awal
siswa yang telah dibangun mereka dengan sendirinya, Sehubungan dengan hal tersebut metode mengajar yang
digunakan oleh guru hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan dan materi yang
diajarkan. Dengan metode yang bervariasi inilah siswa akan begairah dalam
belajar secara inovatif dan kreatif. Metode yang digunakan dalam interaksi
belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan
kelancaran proses pembelajaran.
Usaha untuk meningkatkan pemahaman
siswa memerlukan metode yang efektif dan efisien. Selain itu, diperlukan pula
media pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang
diharapkan. Dalam proses belajar mengajar, media memiliki peran yang sangat
penting menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Penerapan metode demonstrasi
dengan menggunakan media audio visual dalam pembelajaran mengenai sistem tata
surya diharapkan membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa serta motivasi
untuk belajar, juga dapat mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi
yang disampaikan. Dengan demikian, penerapan metode demonstrasi dengan
menggunakan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai
tata surya pada siswa kelas VI.
Sehubungan dengan hal tersebut metode mengajar
yang digunakan oleh guru hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan dan materi
yang diajarkan. Dengan metode yang bervariasi inilah siswa akan begairah dalam
belajar secara inovatif dan kreatif. Metode yang digunakan dalam interaksi
belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan
kelancaran proses pembelajaran. Usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa memerlukan
metode yang efektif dan efisien. Selain itu, diperlukan pula media pembelajaran
yang tepat sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan.
Dalam proses belajar mengajar, media memiliki
peran yang sangat penting menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Penerapan
metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran
mengenai sistem tata surya diharapkan membangkitkan rasa ingin tahu dan minat
siswa serta motivasi untuk belajar, juga dapat mempermudah siswa dalam memahami
materi dan informasi yang disampaikan. Dengan demikian, penerapan metode
demonstrasi dengan menggunakan media Pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman mengenai tata surya pada siswa kelas VI SDN.Karang Jaya
Kec.Gegerbitung.
Pada
pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang Tata Surya
menunjukkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Sebagian besar siswa
memperoleh nilai di bawah standar ketuntasan belajar minimal yang sudah
ditentukan.
B. Identifikasi Masalah
Setelah melakukan refleksi, dengan bantuan observer selama proses
pembelajaran berlangsung
akhirnya dapat teridentifikasi beberapa masalah , sebagian
besar siswa kurang bersemangat mengikutinya, dan ketika diberikan soal-soal
latihan mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakannya, hal ini terjadi karena
para siswa belum memahami materi pelajaran yang telah dikelaskan oleh guru.
Hasil tes yang diperoleh dari jumlah
siswa sebanyak 36, hanya 10 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM atau
sekitar 28%. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 26 siswa atau
sekitar 72% dan rata
– rata kelas hanya mencapai 5,43. Hasil tes ini tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan karena masih di bawah standar ketuntasan minimal, hal ini
mengisyaratkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
penulis mencoba untuk mengidentifikasi faktor penyebab kurang berhasilnya
proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan sehingga hasil belajar siswa
rendah. Ada beberapa masalah yang
terjadi dalam proses pembelajaran, yaitu :
1.
Rendahnya tingkat penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran hal ini dapat dilihat dari hasil tes yang masih di
bawah standar KKM;
2.
Teknik pembelajaran mengenai sistem
tata surya kurang bervariasi;
3.
Siswa kurang termotivasi untuk
mengikuti pelajaran.
C. Analisis
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah yang dikemukakan, penulis mencoba menganalisis penyebab
rendahnya hasil belajar siswa, diantaranya :
1. Mengapa hasil belajar yang dicapai oleh
siswa nilainya masih banyak yang dibawah KKM?
2. Mengapa penguasaan materi pelajaran siswa
dalam proses pembelajaran rendah ?
3. Mengapa siswa kurang termotivasi dalam
mengikuti pelajaran?
D. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
analisis masalah di atas, maka yang akan menjadi fokus perbaikan pembelajaran
adalah :
1. Apakah penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran
dapat meningkatkan pemahaman mengenai sistem tata surya pada siswa kelas 6 SDN.Karang Jaya Kecamatan Gegerbitung?
E.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibuat adalah:
1.
.Untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan metode
demonstrasi.
2.
Untuk
meningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa melalui penerapan metode
demonstrasi dalam pembelajaran matematika materi Tata Surya pada siswa kelas VI
semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
F.Manfaat
Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat:
1.
Memberikan masukan bagi guru
dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
2.
Meningkatkan aktivitas belajar
siswa sehingga semakin memacu siswa untuk lebih baik dalam mencapai prestasi
belajarnya.
3.
Memberikan inspirasi peneliti
lain dalam mengembangkan metode pembelajaran matematika.
4.
Memberikan bahan pertimbangan
bagi pemerhati pendidik matematika dalam menambah khasanah pengetahuan tentang
metode pembelajaran matematika.
.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Metode Demonstrasi
Menurut
Drs. Lukmanul Hakim, M.Pd.,dalam bukunya Perencanaan
Pembelajaran (2007) mengungkapkan bahwa strategi dan metode dalam proses
pembelajaan. Strategi adalah siasat melakukan kegiatan. Kegiatan dalam
pembelajaran yang mencakup metode dan teknik pembelajaran.
Yang
dimaksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
berjalannya atau bekerjanya suatu proses atau langkah-langkah kerja dari suatu
alat atau instrumen tertentu kepada siswa.
Untuk memperjelas pengertian
tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru atau anak didik itu
sendiri. Metode Demonstrasi cukup baik apabila digunakan dalam penyampaian
bahan pelajaran sains dan teknologi, misalnya : bagaimana cara kerja suatu
mesin cuci atau apa yang terjadi jika suatu balon berisi air bakar dengan api
dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode
demonstrasi :
a.
Demonstrasi akan menjadi metode
yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan
seksama oleh siswa. misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak
jelas.
b.
Demonstrasi menjadi kurang
efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut
memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang
berharga.
c.
Tidak semua hal dapat
didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang terlalu besar atau yang berada
di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
d.
Hendaknya dilakukan dalam
hal-hal yang bersifat praktis tetapi dapat membangkitkan minat siswa.
e.
Guru harus dapat memperagakan demonstrasi
dengan sebaik-baiknya, karena itu guru perlu mengulang-ulang peragaan di rumah
dan memeriksa semua alat yang akan dipakai sebelumnya sehingga sewaktu
mendemonstrasikan di depan kelas semuanya berjalan dengan baik.
Kelebihan metode demonstrasi adalah :
1)
Perhatian anak didik dapat
dipusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati.
2)
Perhatian anak didik akan lebih
terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih
terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
3)
Dapat merangsang siswa untuk
lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
4)
Dapat menambah pengalaman anak
didik.
5)
Bisa membantu siswa ingat lebih
lama tentang materi yang di sampaikan.
6)
Dapat mengurangi kesalah
pahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit.
7)
Dapat menjawab semua masalah
yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan secara
langsung.
8)
Perhatian anak didik dapat
dipusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati.
9)
Perhatian anak didik akan lebih
terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih
terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
10)
Dapat merangsang siswa untuk
lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
11)
Dapat menambah pengalaman anak
didik.
12)
Bisa membantu siswa ingat lebih
lama tentang materi yang di sampaikan.
13)
Dapat mengurangi kesalah
pahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit.
14)
Perhatian anak didik dapat
dipusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati.
15)
Perhatian anak didik akan lebih
terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih
terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
16)
Dapat merangsang siswa untuk
lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
17)
Dapat menambah pengalaman anak
didik.
18)
Bisa membantu siswa ingat lebih
lama tentang materi yang di sampaikan.
19)
Dapat mengurangi kesalah
pahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit.
20)
Dapat menjawab semua masalah
yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan secara
langsung.
Kekurangan metode demonstrasi adalah :
a)
Memerlukan waktu yang cukup
banyak.
b)
Apabila terjadi kekurangan
media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien.
c)
Memerlukan biaya yang cukup
mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya.
d)
Memerlukan tenaga yang tidak
sedikit.
e)
Apabila siswa tidak aktif maka
metode demonstran menjadi tidak efektif.
Langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi
adalah:
a. Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :
1). Merumuskan tujuan yang baik dari sudut
kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah
metode demontrasi berakhir.
2). Menetapkan
garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di laksanakan.
3). Memperhitungkan
waktu yang dibutuhkan
4). Selama
demonstrasi berlangsung guru harus instrospeksi diri apakah :
(a). Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan
jelas oleh siswa
(b). Apakah semua media yang di gunaka telah di
tempatkan pada posisi yang baik, hingga semua
siswa dapat melihat semuanya dengan jelas
(c). Siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu
5). Menetapkan
rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik
b. Pelaksanaannya:
Hal-hal yang di lakukan adalah :
1. Memeriksa
hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
2. Melakukan
demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
3. Mengingat
pokok materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai sasaran
4. Memperhatikan
keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik
5. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif
6. Menghindari
ketegangan
7. Evaluasi;
dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan,
mengadakan latihan lebih lanjut baik di sekolah maupun di rumah.
B.
MEDIA PEMBELAJARAN
Media
Pembelajaran adalah merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
usaha mencapai tujuan pembelajaran .Penggunaan multimedia sangat memungkinkan
dapat mengaktifkan peserta didik dalam belajar dengan penuh makna (meaning Ful Learning)sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
1.Pengertian
Media Pembelajaran
Pengertian
media pembelajaran menurut para ahli :
1. NEA ( 1969 )Media pembelajaran sebagai sarana komunikasi,baik
dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk perangkat kerasnya.
2. Wilbour Schramm (1977)Mendefinisikan madia
pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pembelajaran.
3. Miarso ( 1980 )Menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,perasaan,perhatian,dan
kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinay proses belajar pada diri
siswa.
4. Hermawan dkk ( 2006 ) Media pembelajaran
sebagai sarana komunikasi baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengan
termasuk perangkat kerasnya.
Dengan
memperhatikan beberapa pengertian media diatas,dapat ditarik kesimpulan bahwa
media pembelajaran merupakan alat pembelajaran yang digunakan guru sebagai
perantara untuk menyampaikan bahan – bahan instruksional dalam proses belajar
mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2.
Tujuan
Penggunaan Media Pembelajaran.
Dari
beberapa pengertian tentang media
pembelajaran yang telah dikemukakan oleh para ahli,tersirat tujuan dari
penggunaan suatu media yaitu untuk membantu guru menyampaikan pesan – pesan
secara lebih mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai
pesan – pesan tersebut secara akurat.Dalam kerangka proses belajar mengajar
yang dilakukan guru,Penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang
terlibat dalam kegiatan belajar mengajar itu terhindar dari segala
verbalisme,yakni mengetahui kata – kata yang disampaikan guru tetapi tidak
memahami arti dan maknanya.
Menurut
Sumantri ( 1999 )secara khusus media pembelajaran digunakan dengan
tujuan sebagai berikut:
a.
Memberikan kemudahan kepada
peserta didik untuk lebih memahami konsep sikap dan keterampilan tertentu
dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik
bahan.
b.
.Memberikan pengalaman belajar
yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk
belajar.
c.
.Menumbuhkan sikap dan
keterampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoprasikan media tertentu
d.
Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilakukan oleh peserta
didik.
3. Fungsi Media Pembelajaran
Media
sebagai sumber pembelajaran erat kaitannya dengan peran guru sebagai mediator
dan fasilitator.Sebagai mediator,guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan,karena media pendidikan merupakan
alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
Secara
umum media pembelajaran berfungsi sebagai
:
1.Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan
situasi belajar mengajar yang
lebih efektif;
3.
Merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses pembelajaran;
4.
Meletakkan
dasar – dasar yang konkrit dan konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman
yang bersifat verbalisme;
5.
Membangkitkan
motivasi belajar peserta didik.
Menurut Sumantri ( 1999 ) alasan penggunaan media pembelajaran karena
bertitik tolak pada dua hal yaitu:1)Belajar merupakan perubahan tingkah
laku,2)Belajar merupakan proses komunikasi.
4.Prinsip – Prinsip Pemilihan Media
Pembelajaran
Sebelum
memutuskan untuk menggunakan media tertentu dalam suatu peristiwa
pembelajaran,seorang guru perlu memahami prinsip – prinsip atau faktor – faktor
yang harus dipertimbangkan dalm pemilihan suatu media.
Sumantri
( 1999 ) menyebutkan prinsip-prinsip pemilihan suatu media tersebut yaitu :
a.
.Memilih media harus
berdasarkan tujuan pembelajaran dan bahan pembelajaran yang akan disampaikan;
b.
.Memilih media harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik;
c.
.Memilih media harus
disesuaikan dengan kemampuan guru,baik dalam pengadaannya dan penggunaannya;
d.
.Memilih media harus
disesuaikan dengan situasi atau pada waktu,tempat,dan situasi yang tepat;
e.
Memilih media harus memahami
karakteristik dari media itu sendiri.
C. Sistem
Tata Surya
Tata
surya adalah matahari dan keluarga benda antariksa yang mengedarinya. Tata
Surya terdiri dari sebuah bintang yang disebut Matahari (dalam sistem tatasurya
kita) dan semua objek yang mengelilinginya. Dalam tata surya kita, objek yang
mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya itu adalah planet bersama
satelitnya yang mengorbit secara elips, meteor, komet, asteroid, dan
planet-planet kecil.
Tata
Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid,
empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan
piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang
berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
Menurut
sumber lain tata surya adalah Sebuah tata surya terdiri dari satu Matahari dan
semua benda angkasa yang beredar mengelilinginya. Matahari adalah bintang yang
menghasilkan cahayanya sendiri. Benda yang mengedari bintang dinamakan planet.
Sebagian besar planet memiliki satelit (bulan) yang berjalan mengelilinginya.
Dalam tata surya kita semuanya terdapat sembilan planet yang mengedari
matahari.
Sebuah
planet dapat dibagi menjadi dua kelompok: planet besar serta planet kecil.
Merkurius, Venus, Bumi dan mars membentuk kelompok empat planet yang kecildan
sejenis bumi. Keempat planet ini terdiri dari materi yang kerapatan
rata-ratanya empat atau lima kali kerapatan air. Yupiter, Saturnus dan Neptunus
jauh lebih besar daripada planet-planet sejenis Bumi. Jari-jari Yupiter lebih
dari sebelas kali jari-jari Bumi, dan volumenya kira-kira 1320 kali lebih
besar. Saturnus mempunyai jari-jari 60400 km; ini hampir 10 kali jari-jari
Bumi.Yupiter serta Saturnus mempunyai banyak satelit. Uranus mempunyai
jari-jari yang panjangnya 23700 km, sedangkan Neptunus mempunyai jati-jari
22300 km. Pluto mempunyai jari-jari 3200 km; ini berarti bahwa Pluto lebih
kecil dari Mars.
Anggota tata surya terdiri dari :
1. Matahari.
Matahari
merupakan bintang yang terdekat dengan bumi dan menjadi pusat dari tata surya dengan
jarak rata-rata dengan bumi sekitar 150 juta km. Lain halnya dengan bumi, zat
penyusun utama dari matahari adalah gas yang memiliki suhu permukaan sekitar
6.000 ºC, sedangkan pada bagian inti matahari mempunyai suhu 15.000.000 ºC.
Kala rotasi matahari adalah 25,04 hari dan gravitasinya sangatlah besar,
sekitar 27,9 kali gravitasi bumi dengan massa 333.000 kali massa bumi.
2. Planet.
Planet
adalah suatu benda gelap yang mengorbit sebuah bintang yaitu matahari. Dalam
tata surya kita, didasarkan pada bumi sebagai pembatas, planet dibedakan
menjadi 2, yaitu :
a. Planet
Inferor: yaitu planet yang orbitnya berada didalam orbit bumi mengelilingi
matahari yaitu : Merkurius dan Venus
b. Superior:
yaitu planet yang orbitnya berada diluar orbit bumi mengelilingi matahari yaitu
: Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto
3. Asteroid.
Asteroid adalah benda langit kecil
dan padat yang terdapat dalam sistem tata surya. Asteroid adalah contoh dari
sebuah planet kecil akan tetapi masih jauh lebih kecil dari sebuah planet.
Asteroid ini berada dalam sebuah sabuk antara planet Mars dan Jupiter dan
disebut sebagai sabuk Asteroid. Selama 200 tahun, Ceres masih merupakan
asteroid terbesar sebelum ditemukannya asteroid yang lebih besar pada 23
Agustus 2001dan terlihat atau diamati oleh manusia berada didekat orbit Pluto.
Nama dari asteroid ini adalah KX 76
4. Komet.
Komet adalah benda luar angkasa
dalam tata surya yang mirip dengan asteroid, akan tetapi hampir seluruhnya
terbentuk dari gas dan debu yang membeku. Komet memiliki orbit terhadap
matahari dengan lintasan elips, namun lebih lonjong dari orbit planet. Ketika
Lintasan komet ini mendekati bagian dalam tata surya, ia memiliki ciri khusus
yang dapat dilihat dengan kasat mata apa bila jarak komet ini dengan bumi cukup
dekat dalam lintasannya, yaitu ekor komet. Ekor komet terbentuk dari menguapnya
lapisan es dan debu terluar dari komet tersebut karena radiasi dari matahari.
Arus debu dan gas yang dihasilkan dari radiasi
ini membentuk suatu lapisan atmosfer tipis disekeliling komet tersebut (Coma)
dan akibat tekana radiasi dan angin matahari pada coma ini, maka terbentuklah
ekor raksasa yang selalu menjauhi matahari. Komet bergerak mengelilingi
matahari berkali-kali, tetapi peredarannya memakan waktu yang sangat lama.
Komet yang terkenal dan dapat dilihat secara kasat mata ketika orbitnya
mendekati matahari adalah komet Halley, yang mengorbit matahari setiap 76 tahun
sekali.
5. Meteor
Meteorid, dan Meteoroid. Meteor
adalah Asteroid yang masuk kedalam atmosfer bumi dan menjadi panas dan berpijar
karena gesekan dengan atmosfer bumi. Orang biasa menyebut benda ini sebagai
bintang jatuh. Meteorid adalah sisa-sisa meteor yang dapat mencapai permukaan
bumi. Sedangkan Meteoroid adalah batuan dalam ruang antar planet yang berukuran
kecil hingga sedang ( sebesar
gerbong kereta api )
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A.
SUBYEK PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan perbaikan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengenai sistem tata surya yaitu di
SDN Karang Jaya Desa Karang Jaya Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi.
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan perbaikan terdiri dari 2 siklus, yang
dilaksanakan selama bulan Februari 2014
Jadwal perbaikan sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan
Pembelajaran
Siklus
|
Tanggal
|
Mata Pelajaran
|
Materi
|
Prasiklus
|
06-02-2014
|
IPA
|
Matahari sebagai pusat Tata
Surya
|
1
|
13-02-2014
|
IPA
|
Planet-planet dalam tata surya
|
II
|
20-02-2014
|
IPA
|
Sifat dan keadaan 8 Planet tata
Surya
|
3. Karakteristik
Siswa
Usia siswa di sekolah dasar yaitu
sekitar 6 – 12 tahun. Masa ini merupakan masa sekolah dan siap untuk belajar.
Pada masa ini anak telah mampu mengembangkan psikologi kognitif yang harus
dikembangkan secara kongkret
Ada dua tingkatan kelas pada sekolah dasar yang sesuai
dengan masa intelektuanya. Masa ini sangat menentukan masa berikutnya karena
lebih mudah mendidik, antara lain :
a. Masa
kelas rendah sekolah dasar ( kelas 1 sampai kelas 3 ) Ciri-ciri masa kelas rendah sekolah dasar yaitu :
1) Adanya korelasi positif antara pertumbuhan
dengan prestasi di sekolah
2) Memenuhi peraturan-peraturan / regulasi
tradisional
3) Suka membandingkan dirinya dengan anak
lain
4) Hal yang bersifat konkret mudah dipahami
5) Mampu mengingat, berbahasa dan berkembang
lebih cepat
B.
Deskripsi Per Siklus
Selama perbaikan pembelajaran
dilaksanakan penulis selaku peneliti yang bertindak sebagai observer mengamati
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan mencatat hal – hal
yang penting untuk perbaikan pembelajaran. Data–data selama 3 siklus pembelajaran
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengenai sistem tata surya.
Prosedur perbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan mengacu kepada tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6 SDN Karang Jaya.
Dalam melaksanakan proses perbaikan pembelajaran, penulis
melakukan berbagai persiapan mencari jalan untuk mengatasi dan memperbaiki
masalah tersebut dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Menyusun
skenario pembelajaran atau Rencana Pembelajaran (RP).
2. Merumuskan
tujuan pembelajaran.
3. Menetapkan
metode dan media pembelajaran.
4. Menyiapkan
instrumen evaluasi.
1.
Langkah-langkah yang ditempuh
pada perbaikan pembelajaran
a.
Siklus I
1). Rencana
Perbaikan
Adapaun rencana perbaikan yang dilakukan oleh penulis
adalah sebagai berikut :
(a). Mengamati
proses belajar mengajar di kelas
(b). Penulis
mengumpulkan data berupa peristiwa dan hasil belajar yang dicapai
Oleh para siswa
(c). Melakukan
wawancara dengan siswa untuk mengetahui keinginan mereka
Untuk belajar.
(d). Melakukan
pemeriksaan kembali dokumen yang ada seperti rencana persiap
an
mengajar dan soal evaluasi
2). Pelaksanaan
Perbaikan
(a). Guru
memberikan materi pokok tentang matahari sebagai pusat tata surya.
(b). Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang matahari sebagai pusat tata
Surya.
(c). Siswa dan
guru melakukan tanya jawab dan guru memberikan soal-soal
latihan
(d). Siswa
mengerjakan soal latihan.
(e). Membahas
soal latihan bersama-sama.
(f). Diakhir pembelajaran
guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
Dan memberikan tindak lanjut berupa
PR
3). Pengamatan/Pengumpulan
Data/Instrumen
(a). Dalam
proses belajar mengajar siswa kurang aktif dan masih ada yang ber
main dengan temannya.
(b). Anak
masih ada yang tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.
(c). Guru
kurang memantau siswa saat mengerjakan latihan atau tugas yang di
berikan.
4). Refleksi
a. Hasil evaluasi pada siklus ini dengan
rata-rata masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63
b. Siswa yang banyak bermain di kelas dan
mengganggu temannya diberi teguran oleh guru.
c. Masih adanya siswa yang tidak dapat
menyelesaikan tugas karena belum tepatnya penggunaan metode pembelajaran.
b. Siklus II
Pada siklus II penulis menyampaikan materi tentang
palnet-planet dalam tata surya.
1). Rencana
Perbaikan
(a). Pengkondisian
siswa.
(b). Menyiapkan
alat peraga berupa gambar
(c). Menggunakan
metode tanya jawab dan latihan.
(d). Membuat
soal evaluasi.
2). Pelaksanaan
Perbaikan
(a). Guru
memberikan motivasi kepada siswa yang belum memahami materi pelajaran.
(b). Memberikan
penjelasan materi pelajaran tentang anggota tata surya.
(c). Siswa
diajak mengamati gambar anggota tata surya.
(d). Siswa
diminta menyebutkan anggota dari tata surya.
(e). Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada guru.
(f). Diakhir
pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, memberikan
tindak lanjut, memberikan tuga berupa PR serta menutup pelajaran.
3). Pengamatan/Pengumpulan
Data/Instrumen
(a). Memberikan
penguatan kepada siswa yang dapat menyelesaikan tugas dan memberikan semangat
bagi siswa yang belum menguasai materi pelajaran.
(b). Menggunakan
metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.
4. Refleksi
a). Awal
pembelajaran yang baik dapat meningkatkan semangat belajar.
b). Penggunaan
media yang tepat dapat memudahkan pemahaman materi.
c). Mengadakan
penelitian hasil sebagai perbandingan dari hasil sebelumnya dan sebagai bahan
untuk penentu hasil berikutnya.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Per Siklus
1. Hasil
Pengolahan Data dan Pengamatan.
Penelitian dilaksanakan di kelas 6 SDN
Karang Jaya. Peneltian ini yang dilakukan pada 2 siklus pada pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam ( IPA ) tentang Sistem Tata
Surya. Waktu yang digunakan untuk setiap kali pertemuan adalah 70 menit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari
pembelajaran siklus pertama hingga yang ke-dua menunjukkan adanya perubahan
baik pada diri siswa, hasil belajar maupun kemampuan profesionalisme gurunya.
Perolehan hasil belajar yang dicapai siswa sebanyak 2
siklus untuk materi tentang sistem tata surya dengan KKM 63.
Tabel 2. Daftar Nilai Hasil
Belajar Siswa Siklus Prasiklus- Siklus II
No
|
Nama Siswa
|
L/P
|
Siklus
|
Ket
|
||
Prasiklus
|
I
|
II
|
||||
1
|
AGUS SAPTURI
|
L
|
5,50
|
7,00
|
8,00
|
|
2
|
AI ROBIATUL ADAWIYAH
|
P
|
6,50
|
7,00
|
8,00
|
|
3
|
IKHFA FITRIA
|
P
|
7,00
|
8,00
|
8,00
|
|
4
|
AI MULYANI
|
P
|
6,00
|
6,50
|
7,00
|
|
5
|
AKMAL RIVALDI
|
L
|
6,75
|
7,00
|
7,50
|
|
6
|
FIRMAN AGUSTIAN
|
L
|
4,75
|
5,00
|
7,00
|
|
7
|
FRINSKI SUSANDI
|
L
|
5,75
|
6,00
|
7,00
|
|
8
|
HADIA NURUL BAQI
|
L
|
5,75
|
6,00
|
7,50
|
|
9
|
ICA FITRIA
|
P
|
4,50
|
4,50
|
7,50
|
|
10
|
IYUS YUSRIL
|
L
|
4,25
|
4,50
|
6,50
|
|
11
|
KAHFI SURAJ
|
L
|
4,75
|
6,00
|
6,25
|
|
12
|
LUGIA NUGRAHA
|
L
|
5,00
|
5,50
|
7,20
|
|
13
|
MUHAMAD ABI FATA
|
L
|
7,00
|
8,00
|
9,00
|
|
14
|
MOH.AGUS PIA
|
L
|
5,00
|
5,50
|
7,00
|
|
15
|
MOHAMAD FAZRI PERMA
|
L
|
5,25
|
6,50
|
7,00
|
|
16
|
MUHAMAD IQBAL
|
L
|
4,75
|
5,50
|
7,00
|
|
17
|
NABILA ERMA
|
P
|
7,75
|
8,50
|
9,00
|
|
18
|
PAHRU ROMAN
|
L
|
4,25
|
6,00
|
6,50
|
|
19
|
PANPAN SOPANDI
|
L
|
4,75
|
5,00
|
6,50
|
|
20
|
PITRI ZAKIATUL PITRAH
|
P
|
5,00
|
5,50
|
6,75
|
|
21
|
PUPUT MTRIANA
|
P
|
6,50
|
6,75
|
8,00
|
|
Lanjutan
Tabel 2. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Prasiklus-Siklus
No
|
Nama Siswa
|
L/P
|
Siklus
|
Ket
|
||
Pra
siklus
|
I
|
II
|
||||
22
|
PUTRI MEGA SRI RAHAYU
|
P
|
4,50
|
6,00
|
6,50
|
|
23
|
RANGGA GALIH NUGRAHA
|
L
|
3,75
|
6,50
|
7,00
|
|
24
|
RESI ISNAYANTI
|
P
|
3,75
|
5,00
|
6,50
|
|
25
|
RESI LESTARI
|
P
|
5,75
|
6,00
|
7,00
|
|
26
|
RIAN RUSMIATI
|
L
|
5,25
|
6,00
|
7,00
|
|
27
|
RIAN TAUFIK
|
L
|
4,75
|
6,00
|
7,00
|
|
28
|
SARMILA
|
P
|
6,75
|
7,00
|
8,00
|
|
29
|
SOPIAH PUJIANTI
|
P
|
5,50
|
7,00
|
7,50
|
|
30
|
SRI ADE MULYANI
|
P
|
3,75
|
5,50
|
6,50
|
|
31
|
VIAR AGUSTIAN
|
L
|
4,25
|
5,00
|
6,50
|
|
32
|
YAYU LESTARI
|
P
|
6,50
|
6,75
|
8,00
|
|
33
|
YULI YULIANINGSIH
|
P
|
6,00
|
6,50
|
7,50
|
|
34
|
WAWANG NURMANZI AZIZ
|
L
|
7,50
|
7,50
|
9,00
|
|
35
|
IYAN SOPYAN
|
L
|
7,00
|
7,50
|
9,00
|
|
36
|
SITI RAHMAWATI
|
P
|
3,75
|
6,00
|
6,25
|
|
JUMLAH
NILAI
|
|
195
|
224
|
264
|
|
|
NILAI
RATA-RATA
|
|
5,42
|
6,24
|
7,33
|
|
|
NILAI
TERTINGGI
|
|
7,75
|
8,50
|
9,00
|
|
|
NILAI
TERENDAH
|
|
3,75
|
4,00
|
6,20
|
|
Lanjutan
Tabel 2. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Prasiklus – Siklus II
Tabel 3.
Nilai Rata-Rata Hasil Belajar pada Siklus Prasiklus
No
|
Nilai
|
Jumlah Siswa
|
Jumlah Nilai
|
Prosentase
|
Ket
|
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
|||||
1
|
100
|
-
|
-
|
|
|
|
2
|
90
|
-
|
-
|
|
|
|
3
|
80
|
2
|
160
|
Tuntas
|
|
|
4
|
70
|
9
|
630
|
Tuntas
|
|
|
5
|
60
|
7
|
420
|
|
tidak tuntas
|
|
6
|
50
|
11
|
550
|
|
Tidak tunta
|
|
7
|
40
|
7
|
280
|
|
Tidak tuntas
|
|
8
|
30
|
|
|
|
|
|
9
|
20
|
|
|
|
|
|
10
|
10
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
36
|
|
11
|
25
|
Dari data pada prasiklus menunjukkan bahwa walaupun hasil
rata-rata kelas hanya
mencapai nilai 5,42 dan ternyata masih ada siswa yang belum tuntas
karena mendapatkan nilai di bawah KKM. Siswa yang mendapat nilai 100 dan 90
tidak ada, siswa yang mendapat nilai 80 hanya 2 orang (5,5%), siswa yang
mendapat nilai 70 sebanyak 9 orang (25%), siswa yang mendapatkan nilai 60
sebanyak 7 orang (19,4%), siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 11 orang
(30,5%), siswa yang mendapatkan nilai 40 sebanyak 7 orang (19,4%), .
Berdasarkan hasil yang dicapai tersebut maka siswa yang mencapai ketuntasan
belajar sebanyak
11 orang yaitu sekitar 30%. Sedangkan yang tidak
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 25 orang yaitu sekitar 70%
Tabel 4.
Nilai Rata-Rata Hasil Belajar pada Siklus I
No
|
Nilai
|
Jumlah Siswa
|
Jumlah Nilai
|
Prosentase
|
Ket
|
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
|||||
1
|
100
|
-
|
-
|
|
|
|
2
|
90
|
1
|
90
|
tuntas
|
|
|
3
|
80
|
7
|
560
|
tuntas
|
|
|
4
|
70
|
15
|
105
|
tuntas
|
|
|
5
|
60
|
9
|
540
|
|
Tdk tuntas
|
|
6
|
50
|
4
|
200
|
|
Tdk tuntas
|
|
7
|
40
|
-
|
-
|
|
|
|
8
|
30
|
-
|
-
|
|
|
|
9
|
20
|
-
|
-
|
|
|
|
10
|
10
|
-
|
-
|
|
|
|
Jumlah
|
36
|
|
23
|
13
|
Dari data pada siklus I menunjukkan
adanya peningkatan yang semula rata-rata kelas mencapai nilai 5,42 tetapi pada siklus I rata-ratanya mencapai
6,24. Hasil tes pada siklus I siswa yang mendapat nilai 100 tidak ada, siswa
yang mendapat nilai 90 berjumlah 1 orang (2,7%), siswa yang mendapat nilai 80
sebanyak 7 orang (19,4%), siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 15 orang
(41,6%), siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 9 orang (25%), siswa yang
mendapatkan nilai 50 sebanyak 4 orang (11%), . Berdasarkan hasil yang dicapai
tersebut maka siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 23 orang yaitu sekitar 64%.
Sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 13 orang yaitu
sekitar 36%.
Tabel 5.
Nilai Rata-Rata Hasil Belajar pada Siklus II
No
|
Nilai
|
Jumlah Siswa
|
Jumlah Nilai
|
Prosentase
|
Ket
|
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
|||||
1
|
100
|
|
|
|
|
|
2
|
90
|
4
|
360
|
tuntas
|
|
|
3
|
80
|
12
|
960
|
tuntas
|
|
|
4
|
70
|
18
|
1260
|
tuntas
|
|
|
5
|
60
|
2
|
120
|
|
Tdk tuntas
|
|
6
|
50
|
|
|
|
|
|
7
|
40
|
|
|
|
|
|
8
|
30
|
|
|
|
|
|
9
|
20
|
|
|
|
|
|
10
|
10
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
36
|
|
34
|
2
|
Dari data pada siklus II menunjukkan
kenaikan yang cukup siginifikan yaitu hasil rata-rata kelas mencapai nilai 73,3
% dimana Siswa yang mendapat nilai 100 tidak ada, siswa yang mendapat nilai 90
sebanyak 4 orang (11%), siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 12 orang (33%),
siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 17 orang (47%), siswa yang mendapatkan
nilai 60 sebanyak 2 orang (55%). Dari data nilai siklus II dapat ditarik
kesimpulan bahwa proses perbaikan pelajaran
IPA dengan materi tentang sistem tata surya ini sudah dapat dikatakan
berhasil dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 34 orang (94%).
Jadi proses pembelajaran ini sudah tidak perlu diadakan perbaikan lagi.
Grafik Peningkatan Hasil Nilai data Prasiklus,siklus II dan II Digambarkan
di bawah ini :
B. Deskripsi
Temuan dan Refleksi Pembelajaran IPA
Berdasarkan
observasi dan hasil diskusi dengan teman sejawat, diperoleh hasil bahwa perlu
diadakannya perbaikan pembelajaran di setiap siklus. Setelah melaksanakan
proses pembelajaran dua siklus untuk materi tentang sistem tata surya maka
terdapat temuan sebagai berikut :
Selama pelajaran pada Prasiklus peneliti
tidak menggunakan hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dengan cara
belajar tersebut siswa didik menjadi lebih cepat bosan dan hasil yang diperoleh
juga tidak begitu baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai ulangan
Prasiklus, dimana nilai rata – ratanya 54,2 hanya 10 siswa dari 36 siswa mendapat nilai diatas 65.
Sedangkan pada siklus I dimana peneliti menggunakan media
peraga, para siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan juga
memahami materi pelajaran yang diajarkan. Hal ini
mempengaruhi hasil nilai ulangan pada siklus I ini, dimana nilai rata – rata siswa
lebih meningkat menjadi 62,4 dan terdapat 23 dari 36 siswa yang mendapat nilai
diatas KKM,kemudian siklus ke II lebih meningkat lagi nilai rata –rata mencapai 73,3,terdapat 34 dari 36
siswa nilainya ≥ 63 atau nilai KKM.
Apabila diperhatikan perubahan yang
terjadi pada nilai siswa, pada Prasiklus,siklus I dan II
menunjukan hal yang positif. dengan memperbaiki strategi dalam proses
pembelajaran. Dengan
demikian peneliti merasa puas sehingga penelitian ini akan selesai sampai
siklus II.
Dengan
menggunakan strategi pembelajaran yang baik dan metode pembelajaran yang
bervariatif serta media pembelajaran yang sesuai siswa menjadi lebih aktif dan menguasai materi pembelajaran
lebih bagus bila dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Hal ini terlihat dari
hasil nilai ulangan yang diperoleh siswa pada siklus II ini yang mencapai
rata-rata 72,4
C. Pembahasan Dari setiap Siklus
1.
Pembahasan Hasil Temuan
Berdasarkan hasil obervasi dan refleksi
selama proses pembelajaran tentang sistem tata surya menggambarkan bawah dengan
menerapkan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran siswa
menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses pemebalajaran dan siswa lebih
menguasai materi pembelajaran yang disampaikan. Perkembangan hasil yang diperoleh dari tiap siklus adalah sebagai
berikut :
a. Siklus I
Selama proses pembelajarn, aktifitas
guru kurang menarik minat dan perhatian siswa. Dengan metode ceramah guru
terlalu banyak memberikan penjelasan tanpa memberikan menggunakan media peraga
apapun, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam
proses pembelajaran akibatnya proses pembelajaran kurang berhasil. Siswa hanya
diam mendengarkan penjelasan guru. Aktifitas dan kreatifitas siswa kurang
terpacu, siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran dan kurang diberi
latihan.
Hasil belajar siswa pada siklus I mata pelajaran IPA
rendah, yaitu rata – rata 62,4, hal ini
karena guru hanya memberikan metode demontrasi tanpa menggunakan media yang
dapat menarik perhatian siswa.
b. Siklus II
Hasil
pembelajaran pada siklus II ditunjukkan sebagai berikut :
Proses kegiatan belajar mulai menarik perhatian siswa
serta terlihat semangat dan aktif dalam mendemonstrasikan alat peraga yang
disiapkan oleh guru. Penggunaan media penunjang berupa gambar ternyata mulai
menarik perhatian siswa. Siswa mulai aktif menjawab pertanyaaan-pertanyaan yang
diajukan guru.
Hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus II mengalami
peningkatan dibandingkan pada siklus I yakni mencapai rata-rata 73,3.
BAB V
KESIMPULAN,
SARAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Simpulan
Berdasarkan
analisis data pada bahasan sebelumnya serta hasil Penelitian Tindakan Kelas
yang dilakukan, maka peneliti menarik simpulan sebagai berikut :
1. Penerapan metode demontrasi dan penggunaan media pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar IPA tentang materi tata surya bagi siswa kelas VI
SD Negeri Karang Jaya. Hal ini dibuktikan dengan lembar pengamatan motivasi siswa.
Pada siklus I mencapai 39 poin dan siklus ke II dapat mencapai 43 poin.
2. Penerapan metode demontrasi dan penggunaan media pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi Tata Surya bagi siswa kelas
VI SD Negeri Karang Jaya Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dibuktikan
dengan ketuntasan hasil belajar siswa. Jika pada studi awal ketuntasan belajar
klasikal hanya mencapai 30%, maka pada silkus I meningkat menjadi 64% dan pada
siklus II ketuntasan belajar klasilkal mencapai 94%.
Dengan
demikian penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar IPA tentang Tata Surya bagi siswa kelas VI SD Negeri Karang Jaya.
B. Saran
dan Tindak Lanjut
1. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas,
terdapat beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran diantaranya adalah :
Penggunaan metode demonstrasi serta media pembelajaran
yang disesuaikan dengan materi ajar dapat membantu siswa untuk lebih mudah
memahami materi pembelajaran yang disampaikan di banding hanya menggunakan
metode ceramah saja.
2. Tindak
lanjut
Berdasarkan kesimpulan
tersebut, hal yang penting dan perlu diperhatikan untuk menindak lanjuti hasil
penelitian tindakan kelas oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
yaitu :
a.
.Sebelum pembelajaran dimulai
guru harus menyiapkan suatu strategi pembelajaran yang tepat, lengkap dan
terencana.
b.
.Dalam menyampaikan materi
pembelajaran agar lebih sistematis dan mudah dimengerti siswa guru harus
mengunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi,Dr.(1990). Manajemen Pengajaran secara manusiawi. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Arikuntoro, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asnawir. 2002. Media
Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Ensiklopedi IPTEK/Ensiklopedi Sains untuk Pelajar dan
Umum. 2004. Bumi-Ruang dan Waktu.
Jakarta: PT. Lentera Abadi.
Djam’an, Satori. (2007). Profesi Keguruan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Hamalik, Oemar, Drs. (1995). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung : Tarsito.
Hera, Lestari, Mikarsa, dkk.(2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Meleong, J.Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rahadi, Aristo. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Roestiyah. 2001. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta.
Rositawaty. S. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Nasional.
Sadiman, Arief. S, Dr., M.Sc., dkk. (1986). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya). Jakarta : Pustekkom Dikbud dan CV. Rajawali.
Setiawan, Denny, M.Ed., dkk. (2007). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta
: Universitas Terbuka.
Sudjana, Nana. (1990). Media Pembelajaran. Bandung : CV. Sinar