Jurnal Refleksi Modul 1.3 Dwi Mingguan Visi Guru Penggerak
Pada tulisan kali ini saya akan membuat Jurnal Dwi Mingguan dari Modul 1.3 Visi Guru Penggerak yang mana telah saya ikuti dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP)
Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999).
Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga dapat semakin mengenali diri sendiri.a
Pada jurnal kali ini saya akan menggunakan Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future).
4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut (disesuaikan dengan yang sedang terjadi pada saat penulisan jurnal):
- Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam prosestersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
- Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.
- Findings (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?
- Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?
4 F ( Facts, Feelings, Findings dan Future)
Facts
Pada Modul 1.3 ini, saya mempelajari tentang visi guru penggerak. Kegiatan Pembelajaran dimulai tanggal 26 September 2022 dengan mengikuti alur MERDEKA. Pada alur Mulai dari diri, saya membuat gambaran yang bertemakan imajiku tentang murid di masa depan, sehingga tersusun sebuah gambaran utuh tentang visi yang berkenaan dengan murid dan sekolah yang kita cita-citakan di masa depan.
Alur berikutnya adalah Eksplorasi konsep, pada alur ini kami belajar secara mandiri pada LMS mengenai manajemen perubahan melalui inkuiri apresiatif (BAGJA). Alur yang ketiga adalah Ruang Kolaborasi dimana kami dalam kelompok berjumlah 4 orang berdiskusi untuk merencanakan prakarsa perubahan untuk mewujudkan visi kemudian mempresentasikannya.
Pada alur Demonstrasi kontekstual kemudian menerapkan paradigma inkuiri apresiatif dan membuat kalimat prakarsa perubahan serta menyusun BAGJA ( Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan rencana dan Atur Eksekusi) berdasarkan visi yang telah dibuat sebelumnya.. Pada tanggal 16 Oktober 2022 kami melaksanakan elaborasi pemahaman secara daring bersama instruktur yang bernama Bapak Suhud Rois.
Feelings
Perasaan saya ketika mempelajari modul ini adalah ragu-ragu dan merasa sedikit tertantang, karena materi ini merupakan hal yang baru bagi saya. Sempat terfikir oleh saya apakah saya mampu untuk mengikutinya dengan baik apalagi menerapkannya dalam kegiatan di kelas dan di sekolah.
Mengingat jadwal kegiatan dan tugas di LMS seperti gelinding bola salju yang terus membesar (menumpuk) apabila terus dibiarkan
Namun ketika saya mempelajarinya, apalagi pada saat bertemu dengan teman-teman CGP lainnya di ruang kolaborasi, semangat saya kembali tergugah. Dalam ruang kolaborasi ini, kita dapat berdiskusi dan saling bertukar fikiran dalam memecahkan masalah yang disediakan di LMS, terbukti waktu 90 menit yang diberikan serasa sebentar dan tidak cukup bagi kami, mungkin itu merupakan salah satu bentuk perasaan bersemangat ketika mengikuti kegiatan di ruang kolaborasi ini
Findings
Pada modul 1.3 saya mendapatkan suasana yang baru yang membuka mata dan fikiran saya tentang berfikir positif. Dari situ saya menyadari bahwa pentingnya untuk berpikir positif, dan memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbedakita jangan lebih terfokus pada kekurangan, melainkan kita harus fokus melihat pada kekuatan yang dapat menjadi pendukung bagi kita dalam melakukan perubahan.
Kita sebagai guru harus mengutamakan kepentingan murid dengan keberpihakan kepada mereka sehingga harapan dan impian seorang guru sejalan dengan filosopi pendidikan Ki Hajar Dewantara, yaitu agar murid dapat berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya, sehingga terwujudnya profil pelajar pancasila.
Dalam upaya untuk mewujudkan harapan dan impian kita dapat menuangkannya dalam kalimat yang disebut dengan visi. Dalam menyusun visi haruslah nyata dan terukur, selain itu dalam menyusun visi kalimatnya dapat menggerakkan hatri diri saya sendiri dan orang lain ketika membacanya.
Dalam mewujudkan visi dan melakukan proses perubahan, maka kita memerlukan suatu manajemen. Manajemen yang dimaksud adalah inkuiri apresiatif (IA). IA ini dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA ini dalam bahasa Indonesia dikenal dengan BAGJA ( Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi). Sebelum masuk ke tahapan BAGJA, kita turunkan visi menjadi tujuan-tujuan rinci berupa prakarsa perubahan.
Future
Untuk mewujudkan visi yang telah saya buat, saya akan menjabarkannya dalam kanvas BAGJA, dengan berkolaborasi bersama warga sekolah sehingga dapat mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik. Ini merupakan sebagai salahsatu aksi nyata dari mempelajari modul ini.
Demikianlah Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3 yang dapat saya tulis. Semoga pendidikan guru penggerak ini dapat berjalan lancar tanpa hambatan sampai selesai.
Sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalam aksi nyata dalam lingkungan sekolah khususnya