Elaborasi Pemahaman - Kumpulan Pertanyaan - Modul 1.1
Kumpulan Pertanyaan Elaborasi Pemahaman Modul 1.1 
Dalam pembelajaran ini, kita akan mengelaborasi pemahaman kita mengenai Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara. Namun sebelum melakukan elaborasi pemahaman bersama instruktur, Anda diminta untuk menuangkan berbagai pertanyaan mengenai materi Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara yang masih ingin digali lebih lanjut pada aktivitas ini.
Diharapkan Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak dapat mendorong rasa keingintahuannya dalam bentuk pertanyaan mendalam untuk dibahas bersama Instruktur. Jadi, bukan soal seberapa banyak pertanyaan yang disampaikan, namun seberapa pentingkah pertanyaan tersebut bagi Bapak/Ibu dalam menguatkan pemahaman pada Modul 1.1 ini.
Sebagai persiapan untuk berdiskusi bersama instruktur,ada beberapa hal yang perlu Anda laksanakan, yaitu menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan disampaikan kepada instruktur ketika pertemuan tatap maya dengan instruktur
Setelah memaknai konsep dalam materi di modul 1.1 ini, pertanyaan yang masih muncul di benak saya adalah:
Dalam pembelajaran bolehkan memaksa? apakah itu bertetangan dengan konsep belajar yang disampaikan oleh Kihajar Dewantara?
Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran jika supaya tidak bertentangan dengan filosofi kihajar Dewantara?
Strategi apa yang harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dengan memperhatikan filosofi Ki hajar Dewantara?
Bagaimana cara yang dapat guru lakukan agar konsep merdeka belajar dapat terrealisasi dengan baik?
Apa yang harus dilakukan agar proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dapat terwujud...?
Apa yang menjadi konsep utama dari teori pemikiran Ki Hajar Dewantara...?
Apa definisi dari mendidik yang paling tepat menurut Ki Hadjar Dewantara...?
Karakter apa yang bisa kita pelajari dari konsep pembelajaran Ki Hajar Dewantara...?
Apa nilai positif yang bisa kita teladani sebagai generasi muda dari filosofy pemikiran Ki Hajar Dewantara...?
Pertanyaan yang masih muncul dibenak saya setelah memaknai konsep dalam materi dimodul adalah
pada saat kurtilas, penaman sikap, tersurat dan tersirat dalam pembuatan RPP, dan sekarang ada penekanan lebih dalam kurikulum merdeka ,yaiu dengan adanya pendidikan karakter profil pelajar pancasila, pertanyaan saya proses pembelajaran seperti apa yang bisa menumbuhkan dan lebih mengembangkan karakter atau budi pekerti anak tersebut?
Setelah saya mempelajari pembelajaran dengan filosofis KHD dan sedikit menerapkan dikelas, salah satunya menyempaikan pembelajaran dengan senang hati, dengan bermain, ternyata anak sangat antusias, namun di sekolah saya masih menerapkan pembelajaran denga kurikulum kurtilas, bagaimana kita mengimbaskan kepada rekan guru yang lain satu sekolah ,agar merekapun berusaha menerapkan pembelajaran dengan pemikiran KHD INI ?
Upaya apa yang bisa saya lakukan dalam usaha menerapkan kegiatan pembelajaran yang lebih baik agar kelas saya mencerminkn pemikiran KHD, selin dengan metode bermain
Pertanyaan yang muncul dibenak saya setelah memaknai konsep dalam materi di modul 1.1 adalah apakah praktek pembelajaran yang dilakukan saat ini terutama dengan pembelajaran bermain bermakna, benar benar mempersiapkan murid murid agar siap hidup dan mengisi jamannya, apa yang dapat kita lakukan ?
Filosofi KHD adalah filisofi perubahan. Ada 3 kerangka Perubahan. salah satunya adalah Prinsip Peruabahan Yang Dikenal dengan Asasn Trikon. Untuk Asas Kontinuitas. harus Dialoge kristis dengan sejarah untuk terus berubah. contoh Dialoge kristis seperti apa yang lebih konkret untuk bisa saya pahami ?
Pembelajaran yang bagaimanakah yang telah mencerminkan penerapan filosofi KHD?
Mengenai Pendidikan dengan perspektif global, Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal, sosial dan budaya indonesia, sementara itu siswa juga dituntut untuk memiliki kecakapan abad 21. Bagaimana cara terbaik kita sebagai guru khususnya Guru taman taman dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang Merdeka sementara anak usia dini justru cenderung memiliki ego dan keinginan untuk terus bermain ? lalu bagaimana cara kami sebagai guru menjawab tantangan dari wali murid terhadap tuntutan lingkungan anak usia dini yang harus bisa membaca diusia nya yang masih menikmati proses belajar sambil bermain?
bagaimana penerapan dilapangan atau di sekolah ajaran Ki Hajar Dewantara jika Rekan guru susah untuk diajak kolaborasi karena dengan ego yang tinggi sehingga hanya bergerak sendiri. apakah bisa sesuai harapan jika hal itui terjadi?
Pada proses pembelajaran di kelas saya, saya menerapkan metode pembimbingan kepada murid dengan alasan untuk memahami rumus dalam materi pelajaran matematika, dengan cara memberikan penjelasan terlebih dahulu dan selanjutnya murid dituntun dalam menyelesaikan sebuah soal sampai murid paham. Apakah cara yang saya lakukan sudah termasuk salah satu penerapan filosofi Ki Hajar Dewantara diantaranya guru sebagai pamong menuntun dalam proses pembelajaran?
pemahaman ini sebenarnya sudah tertanam dalam jiwa dan berusaha untuk mewujudkannya dalam aksi nyata, dan saya selalu berusaha untuk menerapkan dalam pembelajaran yang saya lakukan. Yang menjadi kendala adalah saat saya melihat sebagian rekan sejawat yang mungkin bukantidak faham, tetapi barangkali kurang motivasi untuk mendidik secara serius. Bagaimana cara mengatasi ini?
Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Agar tercapai anak didik merdeka lahir dan batinya, langkah tepat seperti apa yang harus kami lakukan dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Pertanyaan yang masih muncul di benak saya adalah, apakah saya sebagai guru saya dapat mengimplementasikan pemikiran Ki Hadjar Dewanatara tentang filosofis pendidikan di sekolah pendidikan khusus dengan tetap menyesuaikan kodrat alam dan kodrat zaman yang ada pada diri anak ?
Langkah ideal apa yang dapat kita lakukan, ketika sudah berupaya mengaplikasikan pemikiran KHD di sekolah, namun ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan?
Pendidikan menurut KHD harus menghamba pada siswa .bagaimana contoh penerapan pendidikan yang menghamba pada siswa jika di sebuah kelas memiliki jumlah siswa yang banyak (kelas gemuk )
