Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dalam Kurikulum 2013
pixabay.com |
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk tahu cenderung perilaku spiritual dan sosial peserta didik dalam kehidupan setiap hari. Penilaian itu dilaksanakan baik di dalam atau di luar kelas untuk hasil pendidikan. Mengenai maksudnya untuk tahu perolehan/perubahan sikap peserta didik serta memberikan fasilitas tumbuhnya sikap peserta didik. Perilkau itu sesuai butir-butir nilai sikap dari KI-1 serta KI-2.
Pengertian penilaian keterampilan sikap sosial adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap sosial siswa dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
Dalam pelajaran PPKn dan PAI guru diwajibkan untuk melakukan penilaian kompetensi Sikap Sosial. Dalam pelajaran lainnya, penilaian kompetensi sikap sosial dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.
Indikator KD dari KI-2 mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan PPKn dirumuskan dalam perilaku spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan KD mata pelajaran tersebut.
Sementara indikator KD dari KI-2 mata pelajaran lainnya dirumuskan dalam perilaku sosial secara umum. Di samping itu, pada mata pelajaran tertentu pada KD tertentu, dapat dikembangkan indikator yang secara spesifik sesuai dengan karakteristik KD pada mata pelajaran tersebut.
Dalam realisasinya penilaian sikap dilaksanakan dengan tehnik pengamatan atau tehnik yang lain yang berkaitan. Tehnik penilaian pengamatan bisa memakai instrumen berbentuk lembar pengamatan, atau buku jurnal. Tanda Penilaian Sikap Spiritual serta Sikap Sosial dalam Kurikulum 2013.
Disamping itu tehnik penilaian lain yang bisa dipakai ialah penilaian diri serta penilaian antarteman. Penilaian diri serta penilaian antarteman bisa dilaksanakan dalam rencana pembinaan serta pembangunan ciri-ciri peserta didik. Hasil penilaian diri serta penilaian antarteman dipakai untuk salah satunya data verifikasi hasil dari penilaian sikap oleh pendidik.
Penilaian sikap bukan hanya jadi tanggung jawab guru mata pelajaran Pendidikan Agama Budi Pekerti (PABP) serta PPKn saja. Tetapi semua guru mata pelajaran harus lakukan penilaian sikap pada perubahan sikap spiritual serta sosial peserta didik.
Langkah yang perlu dilakukan dalam penilaian sikap ialah lakukan rencana. Rencana dengan diawali mengenali sikap yang ada di KI-1 serta KI-2 dan sikap yang diinginkan sesuai dengan yang tertera dalam KTSP. Sikap spiritual serta sikap sosial yang dipandang guru mata pelajaran kecuali PABP serta PPKn ialah sikap yang ada dengan alamiah.
Di bawah ini ialah contoh sikap spiritual yang bisa dipakai serta dipandang pada semua mata pelajaran :
a) berdoa sebelum dan setelah lakukan pekerjaan.
b) jalankan beribadah sesuai agamanya.
c) memberikan salam di saat awal serta akhir pekerjaan.
d) mengucapkan syukur atas nikmat serta anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
e) mensyukuri potensi manusia dalam menahan diri.
f) mengucapkan syukur saat sukses kerjakan suatu hal.
g) menyerah diri (tawakal) pada Tuhan sesudah berupaya.
h) pelihara jalinan baik sama-sama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
i) mengucapkan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa untuk bangsa Indonesia.
j) menghargai seseorang yang jalankan beribadah sesuai dengan agamanya.
Di bawah ini ialah contoh tanda sikap sosial untuk semua mata pelajaran :
a) Jujur, adalah sikap bisa diakui dalam pengucapan, aksi, serta pekerjaan, contohnya :
- tidak menjiplak dalam kerjakan ujian atu ulangan.
- tidak jadi jiplakan.
- mengutarakan rasa apa yang ada.
- menyerahkan barang yang diketemukan pada yang berkuasa.
- membuat laporan berdasar data.
- mengaku kekeliruan atau kekurangannya.
- tiba pas waktu.
- taat pada peraturan sekolah ;
- kumpulkan pekerjaan sesuai dengan pas waktu.
- melakukan pekerjaan individu secara baik.
- terima risiko dari aksi yang dilaksanakan.
- tidak mempersalahkan/mendakwa seseorang tanpa ada bukti.
- kembalikan barang yang dipinjam.
- mengaku serta mohon maaf atas kekeliruan yang dilaksanakan.
- menepati janji.
- tidak mempersalahkan seseorang.
- melakukan apa yang sempat disebutkan.
- menghargai orang yang lebih tua.
- tidak berbicara kotor, kasar, serta congkak.
- berlaku 3 S (salam, senyum, sapa).
- tidak menyela perbincangan seseorang.
- berterima kasih sesudah terima pertolongan seseorang.
- tidak meludah di sembarangan tempat.
- minta izin saat akan masuk ruang seseorang atau memakai barang punya seseorang.
- memperlakukan seseorang dengan santun.
- memiliki pendapat atau lakukan pekerjaan tanpa ada sangsi.
- dapat membuat ketetapan dengan pas.
- tidak gampang putus harapan.
- tidak canggung dalam melakukan tindakan.
- berani presentasi di muka kelas.
- berani memiliki pendapat, menanyakan, atau menjawab pertanyaan.
- menolong orang yang membutuhkan.
- tidak beraktivitas yang mengganggu seseorang.
- beraktivitas sosial untuk menolong seseorang.
- pelihara lingkungan sekolah.
- buang sampah pada tempatnya.
- mematikan kran air.
- mematikan lampu yang tidak dipakai.
- tidak mengakibatkan kerusakan tanaman di lingkungan sekolah
Penetapan tehnik penilaian sikap harus diiringi dengan penetapan instrumen penilaian. Pendidik bisa pilih jurnal untuk instrumen penilaian atau instrumen lain yang berkaitan.
Bagaimana Contoh Indikator Penilaian Sikap Sosial?
Berikut contoh indikator-indikator sikap sosial: 1) Sikap jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Indikator sikap jujur, antara lain:- tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan;
- tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber);
- mengungkapkan perasaan apa adanya;
- menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan;
- membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya;
- mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki;
- datang tepat waktu;
- patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah;
- mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan, mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar;