Jurnal Modul 2.3 Jenis Discrol What, So What dan Now What | Coaching untuk Superrvisi Akademik
Pada Jurnal Refleksi 2.3 kali ini saya akan menggunakan jenis Discroll. Model ini diadaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktik klinis (Driscoll & Teh, 2001).
Ada tiga bagian Jenis Reflksi Discroll ini
adalah What, So What dan Now What.
1. WHAT
Pemahaman ini saya peroleh setelah
saya mempelajarinya pada alur eksplorasi konsep. Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada
solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi
peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan
pribadi dari coachee (Grant, 1999).
Pada saat ruang kolaborasi, saya
juga mendapat penguatan dari fasilitator tentang praktik coaching, kemudian
pada ruang kolaborasi ini kita berlatih untuk mempraktekkan pelaksanaan
coaching dimana setiap kelompok terdiri dari 3 orang berperan sebagai coach,
cochee dan pengamat.
Pada sesi kedua ruang kolaborasi,
kami diminta untuk praktik coaching kembali dengan durasi 15 menit setiap CGP. Pada
sesi ini kami berpasangan untuk mempraktekkan peran sebagai coaach dan coachee,
kebetulan saya berpasangandengan ibu Anita rekan CGP satu PP kami berdua
bergiliran untuk mempraktekan peran sebagai coach dan coachee secara daring
melalui google meet. Hasil rekaman dari pelaksanaan coaching ini kami unggah ke
dalam LMS pada unggal tugas ruang kolaborasi.
Kemudian pada saat sesi demonstrasi
kontekstual, saya dengan rekan CGP lainnya juga mendapat tugas untuk membuat
video praktik coaching. Kami kembali dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok
saya terdiri tiga orang yaitu saya, Pak Samsudin dan Pak Heri Ashari. Dalam
praktik coaching kali ini, kami harus mempraktikkan tiga peran, yaitu sebagai
pengamat, coach dan coachee. Video pertama saya berperan sebagai pengamat,
video kedua sebagai coach dan video ketiga sebagai coachee.
2. SO WHAT
Pada saat pertama kali mengenal pcoaching saya merasa bingung bagaimana cara mempraktikkan coaching ini, namun setelah melakssanakan pembelajaran secara mandiri dan praktek bersama rekan CGP linnya dengan dipandu oleh pengajar praktik dan fasilitator, akhirnya saya muli faham dan mengikuti alur kegiatan dengan perasaan senang hati dan bersemangat, karena saya tertarik untuk mempelajarinya seecara bersama-sama.
Pada saat pelaksanaan praktek
coaching bersama rekan CGP lainnya kami mendapatkan pengalaman yang sangat luarbiasa
sekali, dimana sebelumnya saya belum pernah mempraktekan coaching ini.
Dengan melaksanakan praktek
coaching, baik berperan sebagai coch dan coachee kita dapat mempelajarinya dan
berusaha untuk memaksimalkan diri dalam mempraktekkan coaching ini, agar ketika
kita berperan sebagai coach dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun i
lingkunga sekitar kita, kita akan terus terlatih bagaimana kita dapat
memaksimalkan kemampuan yang ada pada diri coachee dengaan praktek coaching
yang kita laksanakan.
Praktik coaching ini akan terasah
jika kita terus berlatih, dan mencoba mempraktekkannya langsung bak kepada
murid maupun kepada rekan kerja linnya.
Dengan melaksanakan prfaktek
coaching ini, kita sebagai coach hanya memandu memaksimalkan kemampuan solusi
yang ada pada dirri coachee ini. Sehingga muncul kesadaran dari dalam diri
coachee sendiri tanpa disuruh oleh orang lain dalam hal ini coach.
3. NOW WHAT
Ki Hadjar Dewantara menekankan
bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun’ tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat
anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Oleh sebab itu keterampilan coaching
perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi)
agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota
masyarakat.
Proses coaching sebagai komunikasi
pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk
menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi
tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada
agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa
membahayakan dirinya..
Harapan saya setelah mempelajari
Modul 2.3 ini adalah kemampuan coaching saya dapat terasah dengan terus mencoba
berlatih dengan mempraktikkan pelaksanan coaching dalam hal ini berperan
sebagai coach dan coachhe sehingga ketika saya berperan sebagai coach saya akan
lebih mendalami apa yang akan dirasakan oleh coachee pada saat pelaksanaan
coaching dari pertanyaa coach yang coachee alami.